Penari Striptis Digaji Rp 1,4 Juta, Kadang 'Main' Sama Tamu Juga
Salah satu penari atau dancer yang diamankan polisi saat itu mengakui, sudah lima kali menari striptis di ruko berkedok fitnes dan spa.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepolisian Resor Jakarta Utara mengamankan 141 orang yang diduga melanggar Undang-undang Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pornografi.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Nasriadi mengatakan, pihaknya pada Minggu (21/5/2017) melakukan penggerebekan kasus prostitusi pesta seks homoseksual.
Bermula dari diketahuinya bahwa, ada sebuah acara dengan judul "The Wild One" di sebuah ruko kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
"Kita mengamankan 141 orang yang melanggar Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pornografi," ujar Nasriadi saat dikonfirmasi wartawan.
Acara diselenggarakan di sebuah ruko di Kokan Permata Blok B 15-16 Kelapa Gading RT 15 / RA 03 Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara.
Para aparat kepolisian melakukan penggerebekan Minggu (21/5/2017) sekitar pukul 19.30 WIB.
"Sementara Lantai 3 adalah fasilitas SPA tempat para homoseksual tersebut berendam dan melakukan perbuatan homoseksual," kata Nasriadi.
Pesta tersebut kata Nasriadi dihadiri ratusan tamu. Mereka ditengarai adalah kaum homoseksual.
Tidak gratis. Mereka yang masuk ke acara ini diharuskan membayar Rp 185 ribu per orang.
Dengan membayar uang masuk sebesar itu, mereka mendapatkan beberapa fasilitas di ruko berlantai tiga tersebut.
Di lantai 1 tersedia fasilitas fitness, lalu di lantai 2 fasilitas penari telanjang dengan penarinya berjumlah empat orang.
Nasriadi mengatakan, penggerebekan yang dilakukan kala itu, dia mendapatkan keterangan dari beberapa saksi jika tamu dipersilakan untuk menari striptis.
"Di dalam ruko itu, ada empat striptis ya. Lalu setiap weekend (akhir pekan) digelar sebuah event pesta seks sesama jenis (pria)," kata Nasriadi.
Seluruh tamu ini datang karena mendapatkan sebuah pesan berantai (broadcast message) bahwa ada acara pesta seks.
"Nah, tamu hanya bayar uang masuk Rp 185.000 serta wajib telanjang bulat. Hanya dimodalin handuk sama pegawai di ruko itu. Tamunya saja diperbolehkan untuk menari striptis, nanti dapat hadiah kaos, atau baju," katanya.
Dikatakan Nasriadi, pengelola acara tersebut, memilah-milih tamu yang akan hadir di dalam acara tersebut.
Menurutnya, tak sembarangan orang dapat masuk ke dalam acara bagi para homoseksual tersebut.
"Yang saya tahu, para tamu ini dan sejumlah penari dan orang-orang lain di dalamnya itu, ya mereka komunitas gay. Jadi, hanya anggota di komunitas gay mereka itu saja yang bisa ikut ke acara tersebut. Bagi yang sudah terdaftar saja," katanya.
Kalau tamu baru itu hanya serahkan saja identitas diri atau kartu tanda penduduk (KTP) saja.
"Masuk di pesta itu hanya bayar Rp 185.000, ya bebas memakai fasilitas apa saja di sana," terangnya.
Sementara itu, salah satu penari atau dancer yang diamankan polisi saat itu bernama Dn (29) mengakui, sudah lima kali menari striptis di ruko berkedok fitnes dan spa di Ruko Kokan PT AJ tersebut.
Dia mengaku, belum berkeluarga dan mengatakan, para tamu sering ia layani dengan pelayanan seks homoseksual.
"Saya digaji Rp 1,4 juta. Kalau saya cuma striptis. Kadang main (berhubungan badan) ya sama mereka (tamu). Ya saya layani. Sayanya juga belum berkeluarga. Hanya baru bekerja di sana sebagai penari saja," ungkap Dn.
Baca: Gay Penari Telanjang Jadi Tersangka
Empat Lantai untuk Pesta
Ruko yang digunakan sebagai lokasi pesta kaum gay di Kelapa Gading, Jakarta Utara, memiliki lima lantai dengan luas masing-masing lantai 8x10 meter persegi.
Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Dwiyono menuturkan, izin ruko yang digunakan kaum gay untuk pesta 'The Wild One' adalah sebagai sarana fitness.
Lokasi itu, berada di Ruko Kokan Permata Blok B15-16 Kelapa Gading RT 015/003, Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara, dengan nama perusahaan PT Atlantis Jaya Gym.
Ruko Kokan dikelola oleh PT Atlantis Jaya dan izin usaha berlaku hingga tahun 2018.
Terdapat empat lantai, dengan masing-masing lantai luasnya, sekitar 8x10 meter persegi.
Lantai 1 fasilitas fitness, lantai 2 tempat sauna.
"Di situ ada izin, tapi lantai 1 tempat fitness kosong. Pada saat ke lantai 2 ada beberapa pria, ada arena laki-laki untuk melakukan tarian telanjang, ada 4 orang. Kemudian dilihat kaum laki-laki yang ada di situ," ujar Dwiyono.
Sementara di lantai 3 adalah dark room, seluruh ruangan gelap, yang terdiri dari 16 bilik-bilik kecil atau kamar untuk aktivitas seks.
Adapun lantai 4 diduga sebagai kolam pribadi para pasangan homo, disebut VVIP Yacuzi.
"Kita cek di lantai 3, gelap. Namun, ada kamar-kamar yang dipakai untuk pesta seks. Kita temukan kondom bekas pelaku," ujar Dwiyono.
Selain menemukan kondom, polisi juga menemukan alat untuk aktivitas BSDM seperti sabuk dan tali rantai. Ada pula buku daftar hadir para tamu yang ikut disita polisi.
Kostum Batman dan Robin
Polisi juga ikut menyita kostum superhero dalam penggerebekan pesta kaum gay. Kostum tersebut berwarna merah dengan lengan baju hijau.
Pada bagian dada kanan kostum tertulis huruf "A".
Ada juga sebuah topeng berwarna hitam yang diamankan bersama dengan kostum itu.
Jika dilihat sekilas, kostum itu terlihat mirip kostum superhero bernama Robin, rekan dari superhero lainnya, Batman.
Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara Nasriadi mengatakan, kostum itu digunakan oleh para penari striptis yang ikut diamankan saat penggerebekan.
"Itu digunakan ya untuk mereka striptis," ujar Nasriadi.
Petugas kepolisian juga mengamankan alat striptis lainnya berbentuk kain dililit rantai yang tampak berkarat.
Baca: Indonesia Darurat LGBT, Polisi Didesak Tuntaskan Kasus Penyimpangan Seksual
Pria Bugil Lari
Satu pria yang diduga mengikuti pesta seks gay di Ruko tempat fitnes Kelapa Gading mencoba kabur saat digerebek oleh pihak Kepolisian Polres Metro Jakarta Utara.
Hal tersebut disampaikan oleh Yadi, yang mendapatkan cerita dari rekannya Erikson yang berada di tempat kejadian perkara (TKP). Keduanya adalah penjaga keamanan ruko tersebut.
"Pagi saya datang ke ruko nggak sadar kan. Kata teman saya security ada penggerebekan homo di tempat fitnes," ujar Yadi.
Yadi menyebut Erikson sedang tugas malam hari dan kaget melihat ada pria berbadan atletis berlari menghampirinya dalam keadaan telanjang.
"Itu dekat plang masuk mobil motor disamperin katanya. Ada yang lari-lari nggak pake baju. Nyamperin minta celana tapi ya nggak ada, nggak dikasih," cerita Yadi.
Pada akhirnya petugas keamanan itu mengusir pria tersebut lantaran takut dianggap melindungi.
Akhirnya petugas tersebut kabur.
"Nggak tau kabur apa ketangkap lagi. Pokoknya sama teman saya diusir katanya takut entar disangka melindungi atau halang-halangi polisi," ujar Yadi. (Fah/kps/wly)