Bripda Taufan Baru Tiga Tahun Jadi Polisi, Pernah Menolak Jadi Anggota TNI AL
Air mata Busono Heri dan Asiah mengalir deras di depan peti jenazah sang anak, Bripda Taufan Tsunami.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Busono Heri (60) dan Asiah (55) tak mampu membendung kesedihannya.
Air mata mereka mengalir deras di depan peti jenazah sang anak, Bripda Taufan Tsunami, di rumah duka di Gang Ili, Kampung Kranggan Wetan RT 02/01, Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bekasi, Kamis (25/5/2017) pagi.
"Ya Allah, nak, ya Allah," ujar Asiah sambil memeluk peti jenazah sang anak.
Bripda Taufan merupakan salah satu dari tiga anggota kepolisian yang gugur saat tugas di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5/2017) malam.
Dua lainnya adalah Bripda Ridho Setiawan dan Bripda Gilang Adinata.
Mereka meninggal dunia akibat bom bunuh diri yang dilakukan oleh dua pria terduga teroris.
Ledakan itu juga mengakibatkan 10 orang warga sipil mengalami luka, sehingga dirujuk ke RS Premier Jatinegara dan RS Polri Kramatjati.
Pantauan di lapangan, puluhan kerabat memadati ruang tamu di kediaman orangtua Bripda Taufan. Sambil membacakan lantunan ayat suci Alquran, mereka juga larut dalam kesedihan.
Tampak belasan kerabat mengusap air matanya yang mengalir di pipi.
Obing Riandi (51), paman Taufan, mengaku pihak keluarga sangat terpukul dan terkejut dengan kasus ini.
Baca: Dua Korban Bom Kampung Melayu Jalani Operasi
Dia juga tidak menyangka, anak kedua dari tiga bersaudara ini meninggal dunia begitu cepat.
"Baru tiga tahun atau sejak 2014 dia jadi polisi," ungkap Obing kepada wartawan di lokasi.
Obing mengatakan, Taufan merupakan salah satu anak kebanggan kedua orangtuanya. Sebab, hanya Taufan yang mengabdi kepada negara sebagai anggota Polri.
Sementara kakaknya, Iga Mawarni (35) berwirausaha dan adiknya, Denada Putri Pamungkas (19), baru lulus sekolah.
"Dari awal Taufan memang ingin menjadi anggota Polri, ajakan saya untuk menjadi anggota TNI AL ditolaknya," papar Obing yang berprofesi sebagai anggota TNI AL di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur.
Menurut dia, jenazah akan dimakamkan di TPU Pondokrangon, Jatisampurna, Kota Bekasi pada pukul 10.00 WIB.
Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota akan menggelar upacara penyerahan jenazah dari pihak keluarga ke polisi.
Di TPU, polisi akan menggelar upacara kemiliteran saat mengantar jenazah ke kiang lahat.
"Seluruh biaya pemakaman ditanggung oleh Polri," ucapnya.
Artikel ini sudah dipublikasikan di Wartakota.live dengan judul Almarhum Bripda Taufan Tsunami Baru Tiga Tahun Jadi Polisi, Menolak Jadi Anggota TNI AL