Pupus Sudah Rencana Bripda Ridho Mengajak Aulia ke Angkringan
Ia pun mencoba menghubungi Ridho berkali-kali namun gagal. Pesan BBM dan WhatsApp yang dikirim pun tak sampai.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Kisah tragis ledakan bom di Terminal Kampung Melayu meninggalkan kisah duka.
Adalah Aulia menangis saat tiba di rumah duka kekasihnya, Bripda Ridho Setiawan, yang menjadi salah satu korban bom Kampung Melayu.
Aulia yang mengenakan pakaian dan kerudung hitam serta masker terlihat tengah dirangkul oleh beberapa teman Ridho yang juga hadir di rumah duka di Perumahan Dasana Indah, Kelapa Dua, Tangerang, Kamis (25/5/2017)
Namun, ia tampak tegar saat Kompas.com mengajaknya berbincang.
Aulia mengaku sempat mendapatkan firasat kepergian kekasihnya itu.
Keduanya merencanakan untuk bertemu hari ini.
"Kemarin rencanain, besok kamu kerja enggak," ujar Aulia menirukan pertanyaan Ridho.
Ridho juga mengabari bahwa dirinya mendapat tak bertugas di hari Kamis.
Namun, Aulia harus masuk kerja sekitar Pukul 12.00 WIB.
"Giliran kamu libur aku kerja," kata Aulia menirukan keluhan Ridho.
Aulia menuturkan, keduanya sempat lama membicarakan soal rencana pertemuan tersebut.
Ridho, kata dia, berencana untuk mengajak Aulia ke angkringan.
"Sudah lah enggak usah direncanain nanti enggak jadi, kata aku. Kata dia, direncanain lah biar jadi. Aku balas lagi, sudah lah enggak usah diomongin sekarang, bagaimana besok aja," ujarnya.
Aulia mengatakan, entah mengapa dirinya mendapat firasat tidak enak dari percakapan tersebut.
Tak sempat bertemu
Ridho dan Aulia sudah menjalin kasih cukup lama. Ridho merupakan lulusan SMK Penerbangan Dirgantara Curug tahun 2014.
Sedangkan Aulia merupakan adik kelasnya. Keduanya sudah menjalin hubungan sejak Aulia masih duduk di bangku SMP.
Menurutnya, Ridho sudah sejak lama mendambakan profesi sebagai polisi.
"Dia sempat disuruh keluarganya untuk lanjut sekolah penerbangan. Tapi dia maunya jadi polisi. Ya sudah sama keluarga didukung aja," ujar Aulia.
Keduanya sempat saling kontak sebelum peristiwa bom terjadi.
Ridho saat itu mengabari Aulia bahwa dirinya mendapat tugas menjaga pawai obor mulai Pukul 21.00 WIB.
Setelah peristiwa terjadi, Aulia dihubungi oleh salah seorang teman Ridho bahwa Ridho tak bisa dihubungi.
Ia pun mencoba menghubungi Ridho berkali-kali namun gagal. Pesan BBM dan WhatsApp yang dikirim pun tak sampai.
Hingga kemudian kabar duka datang dari kakak Ridho, Risa.
Sekitar Pukul 03.00 WIB, Risa mengabari bahwa Ridho menjadi salah satu korban bom Kampung Melayu.
Namun, saat itu ia belum mengetahui kondisi Ridho. Kamis pagi, baru lah ia mendapat kabar bahwa kekasihnya sudah tiada.
Hal itu membuatnya kaget. Namun, Aulia tak sempat bertemu dengan Ridho untuk terakhir kalinya.
Saat ia dalam perjalanan menuju rumah duka, rombongan yang mengiringi jenazah Ridho sudah dalam perjalanan menuju tempat pemakaman keluarga di Lampung Tengah.
"Aku di jalan telepon kakaknya, sudah di jalan. Kamu enggak usah ikut nanti orang tua kamu nyariin," tuturnya.
"Padahal aku ingin banget ketemu. Ingin lihat dulu," ucap Aulia.
Ridho merupakan satu dari tiga polisi yang gugur akibat ledakan bom di kawasan Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5/2017) malam.
"Tiga petugas gugur saat kejadian. Mereka tengah bertugas menjaga pawai obor," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto, di lokasi ledakan, Kamis dini hari.
Pawai obor yang disebut Setyo itu dilakukan sekelompok masyarakat, untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
Gugur saat sedang bertugas, Ridho pun dinaikkan pangkatnya menjadi Briptu Anumerta.(Nabilla Tashandra)
Berita ini telah dipublikasikan di Kompas.com dengan judul: Cerita Kekasih soal Firasat Kepergian Bripda Ridho