Tim Sinkronisasi Anies-Sandi Bentuk Pokja Kajian Harga Sembako Selama Ramadan Hingga Lebaran
Tim Sinkronisasi Program Pasangan Gubernur-Wakil Gubernur terpilih Anies-Sandi membentuk "Pokja Kajian Harga Kebutuhan Pokok Ramadhan 2017".
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Sinkronisasi Program Pasangan Gubernur-Wakil Gubernur terpilih Anies-Sandi membentuk "Pokja Kajian Harga Kebutuhan Pokok Ramadhan 2017".
Pokja tersebut dibentuk untuk mengkaji dan mencari solusi, gejolak harga barang kebutuhan pokok pada bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 2017/1438 Hijriah.
Pokja Kajian Harga Sembako Ramadhan ini diketuai oleh HMBC Rikrik Rizkiyana, salah seorang anggota Tim Sinkronisasi Anies-Sandi .
Pokja Kajian Harga Sembako ini juga didukung oleh para anggota Tim Pakar yang terdiri dari para ekonom dan ahli di bidang perdagangan antara lain Sunarsip, Gilang Satrya Adhi Utama, Haris Fradilla Harahap, dan Berly Martawardaya.
Menurut Rikrik, pengalaman tahun 2016, berdasarkan data harga Kementerian Perdagangan tahun 2016, harga gula pasir mengalami kenaikan 8% satu bulan sebelum Ramadhan.
Harga itu terus merangkak naik sampai dengan Idul Fitri di pasar eceran DKI Jakarta tahun 2016.
Pangan hasil industri lainnya seperti beras dan tepung terigu juga mengalami kenaikan 1%-3%.
Kenaikan juga terjadi pada komoditas hasil peternakan yang naik 3%-9% menjelang Ramadhan.
Sedangkan untuk komoditas hasil hortikultura meliputi cabai merah, cabai merah keriting, dan bawang merah mengalami kenaikan 20%-60% di Pasar Eceran DKI Jakarta.
Berdasarkan sumber yang sama, saat ini harga beberapa komoditas sudah menunjukkan fenomena kenaikan, seperti bawang merah naik 42%, cabai merah besar naik 4%, telur ayam naik 13%, dan daging ayam naik 7%.
"Kajian akan dilakukan secara pragmatis dan melihat langkah-langkah antisipatif yang sudah ada, baik dari pelaku pasar mau pun instansi terkait, sehingga akan didapatkan gambaran dari kondisi pasar menjelang hari besar," kata Rikrik, Jumat, (26/5/2017).
Rikrik menambahkan, kajian juga akan mencakup data terkini mengenai ketersediaan dan gejolak harga barang kebutuhan pokok, serta faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan pada jumlah penyediaan, lama terjadinya perubahan, dan pola perubahan penyediaan beberapa barang kebutuhan pokok menjelang dan saat Ramadhan dan Idul Fitri berlangsung.
Kajian ini, sambung Rikrik, diharapkan dapat menghasilkan referensi termasuk dalam bentuk formulasi model keterkaitan antar variabel yang terlibat dalam menentukan tingkat kebutuhan dan kondisi pasar pada saat Ramadhan 2017.
Selain itu, kajian juga diharapkan dapat merumuskan rekomendasi terbaik untuk membuat langkah-langkah strategis dalam mengantisipasi ketersediaan dan gejolak harga barang kebutuhan pokok menjelang Ramadhan dan Idul Fitri, atau pun hari besar lain, pada saat Anies - Sandi mulai memimpin DKI nanti.
Rikrik menjelaskan, kajian akan dilakukan selama 1,5 bulan, yaitu selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2017/1438 H dan 2 minggu setelahnya.
Pada kurun waktu tersebut tim akan melakukan Value Mapping di beberapa pasar di DKI Jakarta dan daerah penyangga (Bogor, Tangerang dan Bekasi). Pasar-pasar ini meliput pasar induk, pasar eceran tradisional, dan pasar ritel modern.
Di pasar tersebut tim akan melakukan survei langsung kepada pelaku pasar yang berdagang komoditas barang kebutuhan pokok yang meliputi komoditas hasil pertanian (beras, cabai, dan bawang merah), komoditas hasil industri (gula pasir, minyak goreng, dan tepung terigu), dan komoditas peternakan (daging sapi, daging ayam, dan telur).
Selain para pedagang pasar tersebut, akan juga dilakukan survei kepada stakeholder lain yang terkait dalam rantai nilai barang kebutuhan pokok di DKI Jakarta, dan untuk melengkapi kebutuhan analisis tim pengkajian juga akan melakukan pengumpulan data-data sekunder dari instansi terkait.
Dalam menjalankan tugasnya, ujar Rikrik, Pokja Kajian Harga Sembako Ramadhan ini juga akan dibantu oleh narasumber lain yang terdiri praktisi, akademisi, dan asosiasi yang memahami masalah komoditas barang kebutuhan pokok.