Polisi Siap Bantu Pemerintah DKI Tertibkan Bangunan Liar di Kalijodo
Polda Metro Jaya siap menerjunkan personel untuk membantu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menertibkan bangunan liar di Kalijodo, Jakarta.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polda Metro Jaya siap menerjunkan personel untuk membantu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menertibkan bangunan liar di Kalijodo, Jakarta.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochamad Iriawan menunggu koordinasi dari Pemprov DKI Jakarta, mengenai penertiban di Kalijodo.
Kini, di Kalijodo kembali didirikan bangunan liar.
Bahkan, sempat terjadi penolakan saat Satuan Polisi Pamong Praja hendak melangsungkan penertiban.
"Kalijodo akan komunikasikan dengan Pemda. Kalau Pemda minta kita bantu, karena di depannya aparat Satpol PP, kita bantu. Kita pasti bantu," ujar Iriawan di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (6/6/2017).
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono menuturkan belum ada koordinasi dari Pemprov DKI Jakarta.
Terutama meminta bantuan polisi untuk membantu Satpol PP melangsungkan penertiban.
"Kita belum dapat koordinasi itu," ucap Argo.
Para anggota Satpol PP sudah berupaya mendatangi kolong Tol Pluit di seberang RPTRA Kalijodo yang kembali dipadati bangunan liar.
Namun, warga yang menetap di sana memberikan perlawanan.
Wakil Kepala Satpol PP DKI Jakarta Hidayatullah menceritakan perlawanan-perlawanan warga saat Satpol PP mendatangi lokasi tersebut pada pekan lalu.
Hidayatullah menuturkan, ada sebuah mobil CR-V yang diduga milik warga kolong Tol Pluit dan mencoba menabraknya saat itu.
"Mereka di situ pakai mobil. Masak orang susah punya mobil CR-V, mau nubruk saya," ujar Hidayatullah dikutip dari Kompas.com, Senin (5/6/2017).
Hidayatullah menduga ada oknum yang memanfaatkan kolong tol tersebut.
Dia menduga, mereka yang berada di kolong tol bukan orang susah, melainkan bandar-bandar yang memiliki kepentingan.
Tidak hanya itu, Hidayatullah bercerita ada warga yang membawa senjata tajam untuk mengintimidasi mereka.
Padahal, saat itu dia telah mengerahkan 200 personel Satpol PP untuk melakukan penertiban.
Namun Hidayatullah memutuskan menarik mundur anggotanya karena khawatir terjadi situasi yang tidak diinginkan jika terus melakukan penertiban.
"Kemarin saya sudah coba bawa 200 orang. Saya dihadang mereka. Dari pada saya terusin bisa saja jadi rugi pihak saya dan masyarakat. Mereka bawa senjata tajam, golok," kata Hidayatullah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.