Djarot Perintahkan Pasukan AJIB Jadi 'Calo Baik'
Menurutnya, petugas AJIB yang juga disebut pasukan putih, harus menjembatani dan solusi untuk warga Jakarta mengurus perizinan.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat meminta petugas Antar Jemput Izin Bermotor (AJIB), yang berada dibawah Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP) DKI Jakarta, bertugas melayani perizinnan masyarakat dengan baik.
Menurutnya, petugas AJIB yang juga disebut pasukan putih, harus menjembatani dan solusi untuk warga Jakarta mengurus perizinan. Dirinya mengibaratkan pasukan AJIB disebut pasukan putih sebagai calo.
"Kita pilih sekarang ada 200 pasukan putih yang ada di PTSP ini kita bekali dengan pengetahuan keterampilan sama perlengkapan mereka kita berikan sepeda motor biar bisa mobile, sehingga warga yang ingin mengurus surat-surat dalam tanda kutip perizinan atau non perizinan tidak perlu keluar rumah jadi mereka semacam calo, calo yang baik," kata Djarot kepada wartawan di Balai Kota, Kamis (8/7/2017) kemarin.
Dikatakan Djarot petugas AJIB meminimalisasi pungli selama ini menjadi permasalahan warga Jakarta untuk mengurus perizinan. Bahkan warga melakukan pembayaran secara nontunai. Itu dilakukan agar tidak terjadi pungli.
"Yang gaji siapa? Yang gaji kita pemerintah, mereka calo yang baik. Ini juga memotong tingkat pungli tidak ada pungli ya karena mereka beraksi dengan Electronic Data Capture (EDC) mobile kita juga kerja sama dengan bank DKI Sehingga kalau pelayanan itu perizinan itu memang ada biayanya maka warga langsung mentransfer semuanya nontunai," katanya.
Pemprov DKI katanya juga telah memberikan perbekalan berupa keterampilan, pengetahuan dan perlengkapan. Sehingga warga Jakarta dapat terlayani dengan baik.
"Ini kita bekali dengan pengetahuan, keterampilan dan perlengkapan. Mereka kami berikan sepeda motor u u tuk bisa mobile sehingga warga kalau ingin mengurus perizinan tidak perlu keluar rumah. kita saja yang wara wiri," ujarnya.
"Dan masyarakat itu jangan hanya dianggap sebagai pelanggan atau customer. Dia adalah majikan kita, bos kita. Makanya pelayanan harus total," kata Djarot.