Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kapolsek Pakai Surat Miskin, Katanya ''Ngapain Saya Pikirin Anak Orang''

"Anak saya tidak bisa masuk SMA 1 Medan, karena nemnya (nilai UN) rendah. Makanya saya daftarkan melakui jalur itu,"

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Kapolsek Pakai Surat Miskin, Katanya ''Ngapain Saya Pikirin Anak Orang''
Ist
AKP Marhalam Napitupulu 

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Kapolsek Galang AKP Marhalam Napitupulu mengaku, tak masalah anaknya masuk ke SMA Negeri 1 Medan melalui jalur rawan melanjutkan pendidikan (RMP) atau harus memiliki surat miskin.

Baginya, yang penting adalah anaknya bisa bersekolah di SMA Negeri 1 Medan, sesuai keinginannya dan keinginan anaknya.

"Anak saya mau sekolah di sana. Saya juga pengin anak saya sekolah di sana," ujar Marhalam melalui sambungan telepon seluler, Senin (7/8).

Ia memilih jalur tersebut, lantaran sudah tidak ada lagi jalur lain yang bisa meloloskan anaknya ke sekolah favorit tersebut.

"Anak saya tidak bisa masuk SMA 1 Medan, karena nemnya (nilai UN) rendah. Makanya saya daftarkan melakui jalur itu," ujarnya.

Ketika disebut jalur itu untuk keluarga yang miskin, dan anaknya sudah mengambil hak orang miskin, Marhalam tidak mau ambil pusing.

"Tidak apa-apa. Ngapain saya pikirin anak orang lain. Anak sayalah yang saya pikirin," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Saat ditanyakan bagaimana bisa mendapat surat miskin, padahal jabatannya Kapolsek Galang, ia berujar ada prosedur yang dilaluinya, dan akhirnya mendapat surat tersebut. "Kan ada prosedurnya, nyatanya kan keluar. Ternyata dikasih," ujarnya.

Apakah tidak malu menyandang predikat keluarga miskin dengan jabatannya sekarang? Menurutnya hal tersebut biasa saja.

"Nggak apa-apa. Kenapa? Ngapain sombong. Saya orang susah kok," ujarnya.

Sementara orangtua siswa lainnya, yang juga memanfaatkan jalur RMP,Yandrinal Amiruddin saat dijumpai di kantornya, mengatakan, benar anaknya masuk ke SMA Negeri 1 Medan melalui jalur yang menggunakan surat miskin.

Tapi, baginya hal tersebut tidak merugikan orang lain, lantaran jalur masuk tersebut tidak dimanfaatkan maksimal oleh orang-orang yang berhak.

"Itu kan ada 30 orang kuotanya. Yang daftar hanya 10 orang. Makanya saya tidak ada merugikan orang lain kok. Yang jelas saya sampaikan saya tidak mengeluarkan uang sepersepun untuk memasukkan anak saya ke SMA Negeri 1 Medan," ujarnya.

Dia menambahkan, memilih masuk melalui jalur tersebut, karena hanya itu yang paling bisa diikuti anaknya.

"Anak saya bukan anak guru. Anak saya bukan yang berprestasi dari nonakademik. Nah, yang melalui jalur akademik anak saya tidak bisa, karena nilainya tidak mencukupi," ujarnya.

Ketika ditanyakan apa yang membuat dia berusaha menyekolahkan anaknya di SMA Negeri 1 Medan, ia mengaku, punya alasan tersendiri.

Namun, ia meminta alasan yang tersebut tidak untuk dipublikasikan dengan alasan rahasia keluarga.

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas