Orangtua Bayi Debora Mengaku Mendapat Perlakuan Tak Menyenangkan dari Suster Rumah Sakit
Mereka mengaku mendapat perlakuan tidak enak dari suster terkait pemulangan jenazah Debora.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rasa pilu masih harus dirasakan Henny Silalahi dan suaminya, Rudianto Simanjorang, sesaat setelah sang anak, Tiara Debora, meninggal dunia di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres pada Minggu (3/9).
Mereka mengaku mendapat perlakuan tidak enak dari suster terkait pemulangan jenazah Tiara Debora.
Padahal saat itu Henny dan Rudianto tak ingin berurusan lagi dengan rumah sakit.
Mereka memilih pulang membawa jenazah bayi mereka itu dengan sepeda motor tengah hari bolong.
"Ketika suster datang buka OTG-nya dia dengan sombongnya bilang ini bagaimana jenazahnya? Prosedur jenazah harus pakai ambulans, minimal mobil tertutup," kata Henny saat ditemui di rumahnya, Sabtu (9/9).
Henny yang masih kalut meratapi putrinya itu hanya diam ketika ditanya suster.
Baca: Bayi Debora Meninggal Setelah Ditolak RS, Dinkes DKI Turunkan Tim Investigator
Sahabat Henny yang mendampinginya saat itu menyampaikan kekesalannya kepada sang suster.
"Sahabat saya bilang, 'Enggak usah ngomongin prosedur! Kalau prosedur mestinya nyawa anak ini diduluin daripada duit'," ucap Henny.
Menurut dia, pihak rumah sakit sempat berkeras agar jenazah bayi Debora dibawa dengan ambulans.
Mereka mengingatkan Henny dan suaminya akan kemungkinan adanya razia di jalan. Namun, saat itu Henny ngotot membawa pulang jenazah bayinya dengan sepeda motor.
Baca: Ini Benar-benar Jahat dan Kejam, Nyawa Anak Saya Hanya Selembar Kertas Administrasi
Ia pun meminta suster segera melepas peralatan medis dari tubuh anaknya.
Rudianto, sang ayah, sibuk melunasi biaya perawatan sekitar Rp 6 juta yang disodorkan pihak rumah sakit agar surat kematian dikeluarkan.