Polisi Usut Penyebar Hoax Penyebab Rusuh di YLBHI Mengatasnamakan Rahmat Imran
Polisi menelusuri jejak siber penyebar hoax atau kabar bohong yang mengawali kerusuhan di kantor YLBHI
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi menelusuri jejak siber penyebar hoax atau kabar bohong yang mengawali kerusuhan di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat.
Kabar bohong itu berupa pesan yang disebarkan secara berantai melalui aplikasi komunikasi, WhatsApp.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan, penyidik dari kepolisian masih mengusut pelaku penyebar kabar bohong, bahwa ada seminar pro Partai Komunis Indonesia di kantor YLBHI.
Baca: Polisi Sesalkan Penyelenggara Seminar di Gedung YLBHI Tidak Turuti Keinginan Aparat
Dalam pesan berantai itu, tercantum nama Rahmat Imran.
Polisi akan mengusut, pelaku penyebar pertama kabar bohong.
"Kita masih cek. Apakah benar dia, masih kita klarifikasi," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Kamis (20/9/2017).
Baca: Mayat Bayi Ditemukan Di Dekat Batu Nisan Sedang Dikerumini Anjing
Penyidik telah berupaya menghubungi nomor yang diduga menyebarkan kabar bohong. Namun, nomor tak aktif.
Polisi juga menelisik keberadaan Rahmat Imran.
Baca: Selimut Berlendir di Tong Sampah Jadi Petunjuk Wanita 19 Tahun Mutilasi Janinnya
Berikut bunyi pesan yang diduga menjadi penyebab timbulnya kerusuhan massa tersebut:
Aksi mahasiswa dan pemuda anti-komunis saat ini sedang melakukan aksi demo di depan gedung YLBHI Jakarta.
Setelah dibubarkan secara paksa seminar pro PKI kemarin oleh polisi sekarang mereka melaksanakan lagi kegiatan yang sama dalam bentuk menyanyikan lagu genjer genjer yang merupakan lagu kebanggaan komunis dan lagu komunis lainnya.
Kawan kawan aktivis kami di sini kalah jumlah dengan peserta dan kepolisian, dengan ini saya mengajak kawan kawan agar sekarang segera ke Kantor LBH Jakarta untuk bergabung dalam aksi kami lawan bersama komunis, sekian hormat saya Rahmat Himran, koordinator.
"Makanya kita selidiki keberadaannya di mana. Apa benar dia yang lakukan," ujar Argo.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.