Kontroversi Pidato Anies
Pidatonya di Balai Kota, Anies sempat ingatkan sejarah kelam kolonialisme di Jakarta. Pada topik ini, ia menggunakan kata "pribumi" yang kontroversi.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Baru saja dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan melalui pernyataannya menuai kontroversi.
Itu terjadi saat ia menyampaikan pidato politik pertamanya sebagai orang nomor satu di Ibu Kota, karena penggunaan kata "pribumi", Senin (16/10/2017) malam.
Dalam pidatonya di Balai Kota, Anies sempat mengingatkan sejarah kelam kolonialisme di Jakarta.
Pada topik inilah, ia menggunakan kata "pribumi" yang lantas mengundang kontroversi.
Pegiat hak asasi manusia Tunggal Pawestri di akun Twitter miliknya mengatakan trauma dengan dikotomi pribumi dan nonpribumi.
"Langsung ingat 1998, saat (pemilik) rumah dan toko menulis kata PRIBUMI besar2 agar tak dijarah."
Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat Rachland Nashidik juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap pidato Anies di akun Twitternya.
"Pidato Anies mengecewakan. Pribumi-Nonpribumi adalah bagian dari politik masa lalu yang harus kita simpan di belakang."
Padahal, dalam Instruksi Presiden Nomor 26 tahun 1998, penggunaan istilah pribumi dan non pribumi sudah dihentikan dalam perumusan penyelenggaraan kebijakan, perencanaan program, atau pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan.(*)
Simak videonya di atas.(*)