Air Mata Asep Tak Terbendung Dengar Kabar Sepupunya Tewas dalam Insiden Pabrik Petasan
Dengan nada panik, Angga yang turut jadi korban luka memberi kabar bahwa pabrik petasan tempatnya bekerja terbakar.
Editor: Ferdinand Waskita
Termasuk Uwan dan Aat Solihat, orangtua Sunarya dan Ade.
Kegelisahan warga mulai menemukan titik terang setelah pihak desa merilis data korban.
Polisi juga merinci, dari 12 korban asal Kampung Cisitu, tiga luka-luka, empat selamat, sementara lima orang lainnya dinyatakan tewas.
Nama Sunarya dan Ade terselip di deretan korban meninggal.
Namun, Asep belum bisa menerima kenyataan.
"Kabar terakhir belum ditemukan sampai sekarang belum ada kepastian," ucap Asep sambil berlinang air mata.
Dia terkenang dengan dua sepupunya yang hidup sangat rukun dalam kesederhanaan.
Sunarya, kata Asep, jadi orang pertama yang bekerja di pabrik itu sejak tahun 2008 disusul sejumlah warga lain yang mencari peruntungan di Tangerang.
Baca: Rhoma Irama Tertawa Dengar Permintaan Sandiaga Uno
"Kalau Ade baru dua minggu di Tangerang. Bahkan dia mah baru dua hari kerja, ikut suaminya," ungkap Asep yang juga sempat bekerja di pabrik itu pada medio 2009 sampai 2011.
Sementara itu, suasana haru menyelimuti rumah kediaman Sunarya dan Ade.
Puluhan orang berkumpul di rumah berlantai papan berdinding bilik itu.
Seorang ibu muda duduk di pojokan rumah dengan tersedu-sedu.
Siaran berita televisi mengiringi suasana kesedihan di perkampungan terpencil itu.