Bogasari Ingin Mengentaskan Balita Bawah Garis Merah
PT Indofood Tbk Divisi Bogasari sebagai produsen bahan makanan yang berlokasi di wilayah Jakarta Utara coba mengambil peran
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Persoalan Balita Bawah Garis Merah (BGM) di DKI Jakarta tak kunjung tuntas. Setiap tahun pasti ada balita BGM di 5 wilayah kota administratif di Provinsi DKI Jakarta, termasuk Jakarta Utara.
PT Indofood Tbk Divisi Bogasari sebagai produsen bahan makanan yang berlokasi di wilayah Jakarta Utara coba mengambil peran sosial dalam membantu Pemerintah untuk mengentaskan balita BGM di wilayah tersebut.
Program Pembinaan Menuju Posyandu Mandiri, itulah program yang sedang dijalankan Bogasari di Kelurahan Kalibaru dan Keluarahan Lagoa, Kecamatan Koja, Jakarta Utara selama 5 tahun (2016-2021).
Dari hasil mapping dan focus group discussion (FGD) di kedua kelurahan ini, terbukti bahwa peranan Posyandu sangat vital dalam hal pengentasan balita BGM.
Sebagai contoh, pada 21 Juli 2016 di Kelurahan Lagoa terdapat 47 balita BGM. Namun setelah dilalukan Pos Gizi Tahap I sebagai bagian dari Program Pembinaan Menuju Posyandu Mandiri, pada akhir Agustus 2016 atau sebulan kemudian jumlah balita BGM di Lagoa berkurang menjadi 37 anak. Penurunan balita BGM terjadi lagi saat Pos Gizi Tahap II digelar pada September 2017 lalu, dari 37 balita menjadi 25 balita BGM.
Demikian disampaikan Anwar Agus, Vice President People & Organization Development (VP POD) Bogasari kepada wartawan, dalam Rilis Gebyar Posyandu yang akan berlangsung di Kantor Kelurahan Lagoa, Sabtu (28/10/2017).
“Ini menujukkan, bahwa Program Pos Gizi dari Pemberdayaan Posyandu yang dilakukan Bogasari berhasil menurunkan angka Balita BGM. Dan Pos Gizi Tahap II (2017) akan berlangsung selama 3 bulan yang dimulai September lalu. Tentu harapannya akan terus menurunkan balita BGM,” ucap Anwar.