20 Orang Tewas di Tempat Lokasi Gusuran Ahok
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan sekitar 200 shelter untuk warga di Kampung Akuarium, Jakarta Utara.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan sekitar 200 shelter untuk warga di Kampung Akuarium, Jakarta Utara.
Tujuan pembangunan shelter sebagai tempat tinggal yang layak bagi warga.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan shelter dibangun sebagai tempat pemukiman sementara sampai dibangun tempat tinggal di wilayah itu.
Nantinya, Kampung Akuarium sampai Pelabuhan Sunda Kelapa akan dibuat tempat wisata.
Baca: Ditjen Imigrasi Bertindak Jika Temukan Pelanggaran 104 Tenaga Asing di Alexis
"Shelter mudah-mudahan cepat, lagi dihitung konstruksinya ada sekitar 200 rumah," tutur Anies Baswedan, kepada wartawan, di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (2/11/2017).
Menurut dia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah mempunyai konsep pengembangan.
Dia menjelaskan, shelter itu akan menjadi tempat penampungan sementara, sehingga mereka yang tinggal di situ tidak tinggal di tempat yang tidak sehat.
Pembangunan shelter itu, kata dia, akan disegerakan.
Hal ini karena sudah 1,5 tahun setelah penggusuran sudah ada puluhan warga meninggal dunia disebabkan karena tinggal di wilayah kumuh.
Baca: Ditjen Imigrasi Tegaskan Alexis Wajib Pulangkan 104 Tenaga Kerja Asing
"Kami akan segerakan, karena lebih dari 1,5 tahun lebih dari 20 orang meninggal. Tidak ada tempat tinggal yang baik. Jadi kesehatan terganggu konsekuensinya fatal," ujarnya.
Untuk membahas mengenal hal tersebut lebih lanjut, rencananya, pada Jumat besok, Anies Baswedan akan bertemu dengan Jaringan Rakyat Miskin Kota di Balai Kota DKI Jakarta.
"Besok tim kecil kami dengan tim dari 16 kampung itu dan kemudian menyusul jadwalnya," tambahnya.
Diketahui, kawasan Kampung Akuarium ditertibkan Pemprov DKI Jakarta semasa kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.