TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Pol Arman Depari mengatakan, untuk bisa mendapatkan cairan narkoba 'Sabu Liquid' itu di Diskotek MG Internasional Club yang berada di Jalan Tubagus Angke, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, pengunjung di awal harus merogoh kocek Rp 600 ribu.

"Pertama pengunjung ini yang sudah tahu soal adanya penjualan sabu liquid datang sebanyak 10 kali ke diskotek tersebut. Setelah datang 10 kali, pengunjung melapor ke sekuriti di diskotek itu lalu diarahkan ke sang kapten, FD. Saat itu FD akan mendata dan memberikannya kartu member ke pengunjung tersebut. Namun kartu itu tidak diberikan secara gratis. Tapi Rp 600 ribu harus dikeluarkan pengunjung, untuk membayar kartu tersebut," ucap Arman, Senin (18/12/2017).

Kemudian, pengunjung yang mau mendapatkan sabu liquid tersebut wajib menunjukkan kartu member itu.

Masa berlaku kartu member tersebut hanya enam bulan.

"Harga perpanjangan kartu member itu, sama dengan harga pembelian kartu member, yakni Rp 600 Ribu. Apabila pengunjung itu membeli sabu liquid, pengunjung harus menunjukkan ke kaptain (FD) kartu member yang dimilikinya itu ya. Lalu, kapten meminta kurir berinisial MK itu untuk segera disiapkan narkoba cairnya," tutur Arman.

Baca: Terlibat Pencurian Uang di ATM, Polda Metro Tangkap Mantan Pemain Bola Kroasia, Vedran Muratovic

Selanjutnya, kurir akan mengontak pria berinisial DM yang bertugas penghubung.

Lalu, penghubung meminta narkoba cair itu ke lantai empat gedung MG Internasional Club ke seorang pengawas berinisial WA.

Lalu, WA pun memberikan narkoba cair ke DM, kemudian ke MK, lalu ke FD.

"Lantai empat diketahui tempat penyimpanan dan produksi. Setelah tiba di tangan kurir (MK) Itu, FD langsung memintakan uang ke seorang pengunjung tersebut seharga Rp 400 ribu, dan nominal uang tersebut ialah harga sabu liquid. Pengunjung pun bisa menikmati sabu ukuran 330 mililiter per-botol kemasan air mineral itu, untuk dicampurkan ke minuman keras yang ia beli. Rata-rata pengunjung setiap weekend itu 250 orang, sementara weekday 75 orang saja," kata Arman.

Penulis: Panji Baskhara Ramadhan