Soal Tanah Abang, Sandiaga : Hasilnya Akan Terlihat Satu Tahun ke Depan
"Kita perlu waktu sebulan untuk evaluasi," kata Sandiaga, di Jalan Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (26/12/2017).
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com,Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -- Dikeluhkan banyak pihak terkait konsep penataan kawasan Tanah Abang, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahudin Uno mengatakan konsep yang tengah diterapkan itu, masih terus berjalan dan akan dievaluasi pada 1 bulan kemudian.
"Kita perlu waktu sebulan untuk evaluasi," kata Sandiaga, di Jalan Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (26/12/2017).
Ia pun mengatakan jika ada pihak yang merasa konsep tersebut tidak pas, agar tak terus menyalahkan kinerja Gubernur Anies Rasyid Baswedan, dirinya, maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Baca: Idrus Marham: Airlangga Ingin Golkar Tarik Anggotanya dari Pansus Angket KPK
"Untuk yang belum merasa pas, jadi jangan terlalu merasa ini kegagagalan. Ini kita sabar aja," ucap Sandi.
Pria yang kerap disapa Sandi ini pun optimis apa yang dilakukan Pemerintahannya kini dalam melakukan penataan kawasan perdagangan terbesar se-Asia Tenggara itu akan membuahkan hasil pada 1 tahun mendatang.
"Kebijakan berbasis data itu akan terlihat enam bulan sampai satu tahun hasilnya," ujar Sandi.
Konsep Kawasan Tanah Abang akhirnya diumumkan pada Jumat (22/12/2017), setelah sejak bulan Oktober lalu Anies-Sandi berjanji akan mengumumkan konsep pusat perdagangan terbesar se-Asia Tenggara itu.
Mulai Jumat (22/12/2017), Pemprov DKI Jakarta melakukan penataan kawasan Tanah Abang.
Konsep itu dilakukan dengan menutup dua ruas jalan di depan Stasiun Tanah Abang, dari pukul 08.00 sampai 18.00 WIB.
Ruas jalan menuju arah pasar Tanah Abang dipergunakan untuk sekitar 400 pedagang kaki lima (PKL).
Barisan tenda diperuntukkan untuk PKL yang bebas berjualan sesuai waktu pemberlakukan aturan dan dibebaskan biaya alias gratis bagi PKL yang berjualan di sana.
Sedangkan ruas jalan menuju arah Jatibaru dipergunakan khusus untuk lalu lintas 10 bus Transjakarta. Bus-bus itu akan melayani warga yang baru saja keluar Stasiun sesuai rute yang ditentukan.