Kisah Manto Mengevakuasi Tukinem, Istrinya yang Sedang Sakit Saat Banjir Menerjang Pejaten Timur
"Pak Manto, Pak tolong ibunya diberi minum sejenak," ujar petugas kesehatan yang berada di lokasi penampungan warga
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Choirul Arifin
"Siang itu sejak udah disuruh ke atas, cuma air kok saya lihat surut saja, jadi aman ga sampai ke atas," ingat Manto.
Manto yang telah tinggal di wilayah arus sungai Ciliwung sejak tahun 1980an ini, tak menyangka banjir kali ini bisa menenggelamkan rumahnya.
Baca: Pengamat: Data Beras di Kementerian Pertanian Tak Akurat, Tata Kelola Pangan Kita Jadi Kacau Balau
Ia berkisah sejak menikah dan memiliki dua anak, banjir separah ini tak pernah terjadi.
Ujar Manto, meski setiap tahun selalu banjir, banjir kali ini terparah, biasanya setengah kaki saja, namun hari ini sampai rumah ke atas.
"Ini banjirnya paling tinggi selama tinggal di sini. Jadi ya ga tau kalau bisa tinggi sampai atas begitu. Lagian pas siang air juga sempat surut," ungkapnya.
"Sedihnya juga saya, bingung, di mana saya dan keluarga mau tidur. Terus nanti rumah saya bagaimana, saya mau bersihin pake apa," lanjut Manto.