Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BNPB Ingatkan Bencana Banjir Ancam Ibu Kota

BNPB memperingatkan masyarakat, BPBD, Pemprov Jakarta, dan LSM untuk bersiap menghadapi cuaca buruk di Bulan Februari.

Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Dewi Agustina
zoom-in BNPB Ingatkan Bencana Banjir Ancam Ibu Kota
Tribunnews/JEPRIMA
Warga saat melewati banjir yang merendam sekitar Kampung Pulo, Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Selasa (6/2/2018), air masih melumpuhkan jalan raya arah Matraman. Debit air di sungai Ciliwung pun masih terpantau tinggi mencapai batas tampung sungai. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengingatkan bencana alam akibat cuaca buruk seperti banjir, longsor, dan angin puting beliung masih membayangi di bulan Februari.

BNPB memperingatkan masyarakat, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), Pemprov Jakarta, dan LSM untuk bersiap menghadapi cuaca buruk di Bulan Februari.

"Masyarakat harus siap siaga menghadapi puncak musim hujan di Bulan Februari di wilayah Jawa di mana ancaman banjir, longsor, dan angin puting beliung meningkat. BNPB akan terus dampingi BPBD dalam menangani banjir di Jakarta," ujarnya di Jakarta, Selasa (6/2/2018).

Sutopo kemudian memuji kesiapan Pemprov Jakarta dalam menghadapi bencana banjir akibat membeludaknya debit air Sungai Ciliwung akibat hujan yang terus menerus mengguyur kawasan Bogor pada Senin (5/2/2018) dua hari lalu.

Baca: Sang Ayah Tak Sanggup Katakan kepada Mukhmainnah Kalau Putri Sudah Tiada

Ia menyebut banjir di Jakarta cepat surut lantaran kesiapan Pemprov Jakarta mengoperasikan alat penyedot air di samping memang debit air dari hulu mengalami penurunan dan tidak ada hujan berintensitas tinggi.

"Saat ini posisi air di Bedungan Katulampa dan Depok normal, sementara di Pintu Air Manggarai Jakarta Pusat siaga 3. Banjir relatif cepat surut selain karena debit dari hulu yang menurun dan tidak ada hujan juga karena normalisasi Sungai Ciliwung yang sudah dilakukan sebelumnya. Sementara Pemprov Jakarta sigap menghadapi banjir dengan mengoperasikan 450 penyedot air baik yang mobile maupun stasioner,"ujar dia.

Berita Rekomendasi

Sutopo menyatakan banjir yang melanda Jakarta memberi dampak kepada 7.228 kepala keluarga atau 11.450 orang di 141 RT, 49 RW, 20 kelurahan di 12 kecamatan yang ada di Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat.

Kemarin, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunjungi RW 007, Kampung Melayu, Jakarta Timur, yang dilanda banjir.

Usai melihat banjir dan lokasi pengungsian warga, Anies mengatakan nanti akan ada "operasi karbol" untuk membersihkan sisa-sisa banjir.

Baca: Trans Kalimantan di Tanjung Palas Tertutup Material Longsor, Arus Antar Provinsi Terhenti Total

"Yang harus dipastikan adalah pembersihan, di mana sekarang tim yang dipimpin Wali Kota memantau, begitu air surut proses pembersihan sudah dilakukan kemudian akan ada operasi karbol," kata Anies.

261 Warga Mengungsi
Ia mengatakan, semua rumah dan sudut lingkungan akan dibersihkan dengan karbol agar tidak ada kuman dan bakteri yang dapat menimbulkan penyakit. Operasi karbol akan melibatkan petugas damkar (pemadam kebakaran).

"Sesudah selesai akan disemprot semua, ada branwir yang bantu bersihkan, sesudah itu baru disiapkan karbol, pastikan semua bersih sehat kembali," kata Anies.

Menurut Anies, di Kampung Melayu ada 261 warga yang mengungsi. Mereka diungsikan di kantor lurah, SDN, dan SMPN setempat.

Ia memastikan kebutuhan dasar warga terpenuhi sementara ini serta layanan kesehatan terus bersiaga.

Sementara itu, banjir yang melanda kawasan Rawajati Senin malam kemarin, merupakan banjir terbesar setelah 2007.

Hal tersebut diungkapkan ketua RW03, Major Inf Pur Kusnanto.

Warga saat melewati banjir yang merendam sekitar Kampung Pulo, Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Selasa (6/2/2018), air masih melumpuhkan jalan raya arah Matraman. Debit air di sungai Ciliwung pun masih terpantau tinggi mencapai batas tampung sungai. Tribunnews/Jeprima
Warga saat melewati banjir yang merendam sekitar Kampung Pulo, Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Selasa (6/2/2018), air masih melumpuhkan jalan raya arah Matraman. Debit air di sungai Ciliwung pun masih terpantau tinggi mencapai batas tampung sungai. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Ia mengatakan banjir yang terjadi merupakan yang terbesar selama ia menjabat sebagai ketua RW dan tinggal disana.

"Iya, ini terbesar dari yang sebelum-sebelumnya, dari 2007-2018, baru kali ini besar, 2007 sempet besar juga," ucap Kusnanto ketika ditemui di rumahnya.

Diakuinya besarnya banjir karena debit air yang tinggi kiriman dari pintu air Katulampa dan Depok.

"Iyaa karena debit air Katulampa besar, debit air di Depok udah sampe 350 ke atas, disini banjir pasti. Kurang lebih 1,5 meter lah," ucapnya.

Sejumlah anak-anak saat bermain banjir yang merendam sekitar Kampung Pulo, Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Selasa (6/2/2018), air masih melumpuhkan jalan raya arah Matraman. Debit air di sungai Ciliwung pun masih terpantau tinggi mencapai batas tampung sungai. Tribunnews/Jeprima
Sejumlah anak-anak saat bermain banjir yang merendam sekitar Kampung Pulo, Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Selasa (6/2/2018), air masih melumpuhkan jalan raya arah Matraman. Debit air di sungai Ciliwung pun masih terpantau tinggi mencapai batas tampung sungai. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Kelurahan Rawajati, Jakarta Selatan memang merupakan kawasan yang langganan banjir. Kawasan tersebut dekat dengan aliran Sungai Ciliwung.

Karena hal tersebut warga kawasan Rawajati seakan telah terbiasa dengan banjir yang sering melanda tiap tahunnya.

"Ya udah terbiasa, karena tiap tahun (banjir) walaupun pendek. Kalau yang besar baru dua kali, kalau yang semata kaki udah tiap tahun," tambahnya. (tribun/rizal bomantama/bayu indra)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas