Hery Haryanto Azumi: Semua Elemen Agar Tidak Terprovokasi
Hery Haryanto Azumi angkat bicara menyusul tragedi penyerangan para tokoh agama. Menurut Hery, saat ini ada pihak yang sengaja membenturkan antar-umat
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hery Haryanto Azumi, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Majelis Dzikir Hubbul Wathon ( PB MDHW) mengatakan saat ini ada pihak yang sengaja membenturkan antar-umat beragama.
Seperti diketahui, belakangan aksi penyerangan sejumlah tokoh agama terjadi di beberapa daerah. Sebelumnya, KH Umar Basri, Tokoh NU dan Pengasuh Pesantren Al-Hidayah Cicalengka Bandung Jawa Barat mengalami luka parah setelah dianiaya orang tak dikenal pada 27 Januari lalu.
Belum genap satu bulan pasca tragedi itu, dua peristiwa yang hampir serupa menimpah Biksu Mulyanto Nurhalim beserta pengikutnya di Desa Caringin Kecamatan Legok Kabupaten Tangerang, Banten, dan HR. Prawoto, Komandan Brigade PP PERSIS di Blok Sawah Kelurahan Cigondewah Kaler Kota Bandung, Jawa Barat.
Dan, Minggu (11/2/2018) pagi, giliran Romo Edmund Prier, SJ beserta umatnya serta anggota kepolisian yang hendak mengamankan pelaku diserang di Gereja St Lidwina Bedog Desa Trihanggo Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Hery yang juga Wasekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengatakan, semua peristiwa itu terjadi tidak spontanitas. Akan tetapi harus dilihat sebagai satu rangkaian peristiwa.
"Aksi penyerangan ini adalah rangkaian dari aksi-aksi sebelumnya. Semua aksi penyerangan itu, hanya untuk membuat polarisasi atau pengelompokan," ungkapnya, Minggu (11/2/2018).
Sebab itu, Hery mengimbau kepada semua elemen agar tidak terprovokasi. Sebaliknya, Hery berharap seluruh elemen bersatu melawan provokasi dan agitasi pihak yang ingin memecah belah bangsa.
"Saatnya semua elemen bersatu melawan provokasi. Harus diyakini perbedaan adalah sumber kekuatan nasional," katanya.
Terkait peristiwa memprihatinkan itu, lanjut Hery akan dijadikan topik pembahasan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I, MDHW akhir bulan ini. Rakernas tersebut akan dihadiri para ulama dari berbagai penjuru nusantara.
Hery berharap dari Rakernas nanti ditemukan solusi atas banyaknya aksi intoleransi belakang ini.
"Ya, kami berharap ada solusi. Kami menawarkan gagasan membangun orde nasional berbasis konsesus. Untuk membangun orde nasional, Indonesia sudah punya pondasinya. Tinggal memperkuat dan menjaganya," papar pria asal Trenggalek, Jawa Timur ini.