Kader Bangsa Fellowship Program Kutuk Serangan Terhadap Pemuka Agama
Peserta Sekolah Pemimpin Muda Kader Bangsa Fellowship Program (KBFP) 7 mengutuk keras terhadap serangan pemuka agama.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah perwakilan pemimpin komunitas muda dari Aceh sampai Papua mengutuk keras serangan dan tindak kekerasan terhadap pemuka agama yang terjadi akhir-akhir ini di sejumlah daerah di Indonesia.
Para pemuda ini berkumpul di Jakarta terkait dengan pelatihan singkat kepemimpinan muda nasional yang dilaksanakan oleh Kader Bangsa Fellowship Program.
“Kami mewakili kaum muda dari Aceh sampai Papua yang berkumpul di Jakarta hari ini menuntut agar pihak keamanan lebih bekerja ekstra dalam melindungi seluruh masyarakat dari ancaman gangguan, keresahan dan kekerasan. Tangkap dan tindak tegas pelaku penyerangan terhadap para pemuka agama," ungkap Founder Kader Bangsa Dimas Oky Nugroho, PhD, di Diskusi Kopi dan Ruang Berbagi, Jakarta Pusat, Senin (12/2/2018).
Mengawali tahun 2018 ini tercatat sudah empat serangan terjadi terhadap pemuka agama, dari mulai ustad sampai pendeta.
Serangan pertama menimpa KH Emon Umar Basyri, Pengasuh Pondok Pesantren al-Hiadayah, Cicalengka, Kabupaten Bandung, pada Sabtu (27/01/2018).
Kedua, terjadi pada Kamis (01/02/2018) dengan korban Ustad Prawoto, Komandan Brigade Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Persis). Prawoto pun wafat dari serangan yang dilakukan oknum tetangga yang diduga mengalami gangguan kejiwaan. Ketiga, serangan terhadap seorang santri dari Pesantren Al-Futuhat Garut oleh enam orang tak dikenal.
Terakhir yakni serangan kepada pendeta dan jemaat Gereja Santa Lidwina, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Dalam kejadian ini, empat jemaat luka dan pastor yang memimpin misa pun terluka akibat serangan menggunakan pedang samurai.
Selain soal penyerangan terhadap pemuka agama, para pemimpin komunitas muda inovatif dari berbagai profesi yang berjumlah 50 orang ini juga menuntut dibenahinya secara serius sistem pendidikan di Indonesia. Sehingga betul-betul mampu mengangkat sumber daya manusia anak-anak bangsa yang tersebar di desa maupun di kota agar menjadi unggul kapasitas dan karakternya.
“Lembaga-lembaga pendidikan, kesempatan pelatihan, serta pemberi beasiswa untuk anak muda Indonesia agar dibenahi. Begitu pula program-program untuk pengembangan kewirausahaan dan ekonomi kreatif yang digagas anak muda agar lebih konkret untuk didukung dan direalisasikan. Aktivitas sosial budaya sebagai sebuah strategi nasional untuk membangun karakter anak muda yang nasionalis dan menghargai kemajemukan sekaligus mencegah radikalisme belum secara sistematik dan solid dilakukan. Regenerasi politik dan kepemimpinan pemuda agar dipersiapkan jika kita berpikir pembangunan negara-bangsa yang berkelanjutan,” urai Dimas.
Kader Bangsa Fellowship Program atau KBFP yang mempertemukan anak-anak muda kreatif dan pemimpin komunitas secara nasional ini telah dilaksanakan sejak tahun 2011.
Angkatan ketujuh yang dilaksanakan sejak tanggal 7 sampai 11 Februari 2018 ini mempertemukan para perwakilan pemuda ini dengan pakar, tokoh publik, swasta dan aktor negara serta membahas berbagai isu anak muda.