TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat memberikan dukungan kepada para dosen khususnya di Universitas Budi Luhur, dengan mengadakan Workshop Penulisan Proposal Hibah Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Selasa (20/22018).

Workshop yang dipandu oleh Dr. Umaymah ini, juga dihadiri oleh beberapa Perguruan Tinggi lainnya seperti Stimik Widuri, Unisma Bekasi, Universitas Pancasila, Universitas Mercu Buana, STIE TRISAKTI, Institut PTIK Jakarta, Universitas Trilogi, Universitas Bandar Lampung, STIE MBI, Universitas Barajaya, dan Universitas Baturaja Palembang.

"Ilmu dari para nara sumber bisa dijadikan informasi yang diharapkan dapat menimbulkan semangat bagi para tenaga pendidik dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian dan pengabdian masyarakatnya yang berguna bagi individu atau pun institusi yang dinaungi," ungkap Direktur DRPM, Prof. Dr. FX.Suwarto dalam pembukaan workshop.

Sementara itu, Dr. Wendi Usino, MM, M.Sc, selaku Deputi Rektor Bidang Akademik melaporkan bahwa Universitas Budi Luhur telah mendapatkan 20 hibah dari Kemenristek Dikti dan banyaknya HAKI yang diterima pada awal tahun sebanyak 16, empat diantaranya diperoleh pendiri Yayasan Pendidikan Universitas Budi Luhur Bapak Drs. Djaetun.

Rektor Universitas Budi Luhur Prof. Dr. sc.agr.Ir. Didik Sulistyanto, tampil sebagai pembicara awal memaparkan beberapa trik dan tips untuk membuat proposal penelitian yang berkualitas, skim penelitian, aktivitas penelitian, tata cara dan tahapan penulisan penelitian.

Pada sesi akhir Didik Sulistyanto memberikan kesempatan diskusi kepada para peserta untuk mengajukan judul atau proposal penelitiannya.

Pembicara kedua adalah Dr. R. Wisnu Nurcahyo, DVM dari Universitas Gadjah Mada yang memaparkan mengenai pengabdian masyarakat.

"Para peneliti yang akan melakukan pengabdian masyarakat haruslah bisa lebih peka dan jeli akan lingkungan di sekitar," kata Risnu Nurcahyo.

Diakuinya, lebih baik lagi jika kampus punya pasukan peduli bencana.

"Pengabdian yang akan dilakukan dapat dikaitkan dengan bidangnya. Pengabdian masyarakat di masa kini jauh lebih dinamis dari pada pengabdian masyarakat di masa lalu yang hanya menandai jajahan saja tetapi berkelanjutan," jelas Wisnu Nurcahyo.

Wisnu mengatakan, jangan lupa selalu membawa materai di dompet, jaga-jaga jika suatu saat bertemu dengan orang yang berwenang bisa langsung mengutarakan maksud dan tujuan kita untuk melaksanakan pengabdian di wilayah beliau. 

Diharapkan setelah mengikuti workshop ini, para dosen akan lebih giat lagi dalam membuat proposal penelitian dan pengabdian masyarakat yang lebih banyak dan berkualitas.