Reaksi Pengendara atas Penutupan Perlintasan KA di Cipinang
Penutupan secara permanen perlintasan kereta api Cipinang Lontar, Jakarta Timur, menuai pro dan kontra dari warga yang melintas di jalan itu.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penutupan secara permanen perlintasan kereta api Cipinang Lontar, Jakarta Timur, menuai pro dan kontra dari warga yang melintas di jalan itu.
Mereka menganggap penutupan perlintasan itu menuai kerugian bagi pengendara dari Rawamanggun-Pulogadung arah Klender. Setelah naik jalan layang, pengendara harus memutar balik di depan Kantor Imigrasi Jakarta Timur.
Baca: Lima Remaja Tertangkap Basah Sedang Konsumsi Tembakau Gorila
Selama ini, mereka yang akan menuju ke Jalan I Gusti Ngurah Rai tidak memutar karena bisa belok ke kiri langsung dengan melintasi rel kereta api itu.
"Kalau saya menilai justru merugikan yang dari Rawamangun, harus putar dulu. Belum lagi ketemu kendaraan lain yang dari Klender, dan sekitaran putaran itu sering macet," kata Zaelani (40), penguna jalan, Senin (5/3/2018).
Zaelani mengatakan, setelah jalan layang itu selesai justru kemacetan terjadi di depan Kantor Imigrasi Jakarta Timur.
Ditambah dilokasi tersebut ada putaran balik sehingga kehadiran jalan layang bukan menghilangkan kemacetan tapi memindahkan kemacetan.
"Kalau dari arah Jatinegara ke Klender memang sudah enggak macet lagi. Tapi macetnya sekarang jadi dari Klender arah Jatinegara depan Imigrasi, apa lagi ada puteran balik nambah macet," katanya.
Walau begitu ada beberapa masyarakat yang mendukung penutupan perlintasan itu. Warga menilai penutupan tersebut tidak menimbulkan kemacetan parah.
"Kalo dulu banyak antrean kendaraan yang mau menyebrang rel. Ditambah kalau ada kereta lewat, kendaraan pasti stuck disitu jadi bikin macet. Jadi menurut saya bagus," kata Nana (35), warga.