Sengit, Penentuan Hasil Seleksi Masuk SKO Ragunan TA 2018/19
Rapat penentuan hasil seleksi penerimaan siswa baru Sekolah Khusus Olahraga Ragunan (SKO) tahun ajaran 2018/19 alot
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suasana alot dan sangat selektif melalui perdebatan yang sengit terjadi di ruangan Bahama I hotel Liberta, Kemang, Rabu (2/5/2018) malam hingga Kamis dini hari, dalam rapat penentuan hasil seleksi penerimaan siswa baru Sekolah Khusus Olahraga Ragunan (SKO) tahun ajaran 2018/19.
Hadir dalam rapat tersebut Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora Dr. Raden Isnanta M.Pd sekaligus drmemimpin jalannya rapat, Asisten Deputi bidang Pengelolaan Pembinaan Sentra dan Sekolah Khusus Olahraga Bambang Laksono, Asisten Deputi bidang Pengelolaan Olahraga Rekreasi Teguh Raharjo yang sekaligus sebagai ketua panitia penjaringan, pelatih dan perwakilan pengurus cabang olahraga, psikolog serta dokter olahraga.
Dalam laporannya mengawali acara rapat, Teguh Raharjo sangat mengapresiasi melonjaknya para calon penghuni SKO Ragunan sejak pendaftaran yang dibuka pada 1 hingga 23 Maret 2018, meski pihaknya telah membatasi dengan persyaratan yang sangat ketat.
"Persyaratan yang kita minta sangat tinggi untuk menjadi siswa/siswi SKO Ragunan tahun ajaran 2018/19, yang bertujuan tidak lain untuk mendapatkan calon atlet yang lebih berkualitas dari tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi faktanya, meski tingginya syarat yang kita minta, tinggi pula animo pendaftar untuk menjadi siswa SKO Ragunan," ungkap Teguh Raharjo.
Seperti data yang dilansir dari penyelenggara, tahun ini pendaftar mencapai 700 orang lebih. "Biasanya tahun-tahun sebelumnya, pendaftar hanya mencapai 300-400 orang, namun kali ini tercatat lebih dari 731 pendaftar secara online untuk menjadi siswa/siswi SKO Ragunan tahun ajaran 2018/19," tambah Teguh.
Pria berkumis itu juga mengatakan, bahwa dari total 732 pendaftar, hanya 504 yang lolos seleksi administrasi. Tahap selanjutnya adalah seleksi keterampilan, di mana Teguh mengatakan bahwa sebanyak 435 orang tidak lolos pada tahap tersebut.
"Terdapat 69 orang yang tersisa dari rangkaian tahap seleksi seperti administrasi, ketrampilan, fisik, kesehatan, psikologi," tambah Teguh.
Pengumuman itu sendiri akan berlangsung pada tanggal 11 Mei 2018 mendatang. SKO Ragunan menyediakan 15 cabang olahraga seperti angkat besi, atletik, basket putri, bola voli putri, bulutangkis, gulat, loncat indah, panahan, pencak silat, renang, senam, sepakbola, taekwondo, tenis lapangan dan tenis meja.
Akan tetapi, untuk tahun ini, pihak penyelenggara hanya membuka 12 cabang olahraga dari 15 cabang yang ada, minus bulutangkis, senam dan tenis lapangan dengan total penerimaan 52 siswa, karena dari 12 cabang tersebut yang meluluskan, sehingga ada keseimbangan antara yang lulus dan yang masuk.
Asisten deputi Asisten Deputi bidang Pengelolaan Pembinaan Sentra dan Sekolah Khusus Olahraga Bambang Laksono mengatakan, pihaknya sangat selektif untuk menentukan siapa yang lulus dan akan menjadi siswa baru di SKO Ragunan dari ke 69 siswa tersebut.
"Kami menjaga kualitas dan tak sembarangan meluluskan orang untuk menjadi siswa baru, sehingga yang akan menghuni SKO Ragunan memang benar-benar jaminan mutu, dari segala aspek, baik kesehatan, fisik, psikologinya maupun keahliannya dan faktor lainnya," urai Bambang Laksono.
Hal senada juga diungkapkan Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora Dr. Raden Isnanta M.Pd. Perdebatan yang alot, detil dan teliti dalam penentuan hasil seleksi penerimaan siswa baru Sekolah Khusus Olahraga Ragunan (SKO) tahun ajaran 2018/19, bertujuan untuk mendapatkan bibit atlet yang benar-benar berkualitas, karena memang kualitas di nomor satukan.
Ia mengatakan jika standar-standar minimal masuk SKO Ragunan, harus tetap terkawal, baik standar tinggi badan, berat badan, kualitas fisik, standar tekhnik, prestasi minimal yang diraih, standar psikologi, serta kesehatan.
"Kalau itu tak terpenuhi, meskipun tekniknya baik, kesehatan tidak direkomendasi, nanti akan repot kedepannya. Psikologi tak direkomendasi, kesehatan bagus, teknik bagus juga tidak bisa," ujanya.
"Jadi benar-benar standar-standar yang kami sebutkan harus terpenuhi, dengan demikian saya bisa memastikan tiga thun kedepan setelah lulus dari SKO Ragunan, kita benar-benar memiliki bibit yang berkualitas, siap go internasional, karena standar yang kita tentukan itu adalah untuk menuju pentas internasional, bukan hanya sekadar juara nasional," jelasnya.
Melalui SKO Ragunan, tidak sedikit telah menyumbangkan atlet binaannya bagi pelatnas dan yang telah mengharumkan nama bangsa dipentas internasional, seperti Icuk Sugiarato, Alan Budi Kusuma, Susi Susanti, Yayuk Basuki, Wailan Walalangi Ikhsan Rumbay, Egy Maulana Vikri dan masih banyak lainnya.