Indonesia Tahun 2030 diramalkan akan Menjadi Ekonomi Terbesar ke-5 kata Kafi Kurnia
Indonesia adalah sebuah takdir kejayaan. Kita sebagai anak bangsa tidak bisa memungkiri itu bahwa Indonesia banyak memiliki jejak kejayaan
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia adalah sebuah takdir kejayaan. Kita sebagai anak bangsa tidak bisa memungkiri itu bahwa Indonesia banyak memiliki jejak kejayaan.
Mulai dari sejarah, tradisi. Budaya dan kearifan local. Jejak kejayaan ini sudah semakin dekat menjadi takdir kejayaan.
Demikian dikatakan oleh ekonom Kafi Kurnia dihadapan sejumlah anak-anak muda penggiat bloger, dalam acara diskusi 'Mewujudkan Takdir Kejayaan Indonesia 2020' di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (20/5/2018).
“Indonesia pada tahun 2030 diramalkan akan menjadi ekonomi terbesar ke-5 di dunia dengan nilai ekonomi 5.424 triliun. Bagi saya pribadi saya yakin Indonesiaakan mencapai takdir kejayaannya,” ungkap Kafi Kurnia.
Langkah untuk menuju ke sana harus diwujudkan yang namanya Indonesia 2020. Bertujuan agar memotivasi anak anak bangsa untuk berpartisipasi agar mewujudkan gran vision untuk Indonesia.
Dengan harapan visi ini bisa diambil oleh para pemimpin kita dan menghantar Indonesia ketakdir kejayaannya Anak-anak muda yang hadir rata–rata di usia dua puluh lima hingga tiga puluh tahun, sangat responsive dalam acara diskusi yang digelar bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei.
Mereka banyak menyampaikan aspirasi dan keinginannya melihat Indonesia jaya melalui peran mereka masing masing ada yang aktif di bidang ekonomi,kebudayaan, seni dan sejarah bangsa Indonesia.
Dalam kesempatan itu praktisi sinema, Raja Asdi menguraikan keteladanan melalui film yang akan digarapnya mengambil setting sejarah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) periode 22 Desember 1948-13 Juli 1949 yang dipimpin Mr. Syafruddin Prawiranegara.
“Syafruddin diberi mandat untuk membentuk Kabinet Darurat dengan pusat pemerintahan di Bukittinggi, Sumatra Barat. Setelah Bung Karno keluar dari tahanan Belanda, mandat itu dikembalikan kepada Bung Karno,” jelas Raja Adi depan peserta diskusi.
Raja Asdi mengatakan bahwa suri teladan politisi yang amanah seperti ini sukar sekarang.
”Suri tauladan baik inilah yang harus diwarisi oleh generasi muda kita. Sehingga secara material Indonesia bisa maju, tapi tanpa lupa akar budaya dan akhlak yang baik. Semisal Syafruddin tidak pernah menggunakan fasilitas negera untuk kepentinga yang sifatnya pribadi,” jelasRaja Asdi.
Ide melahirkan acara kumpul bloger yang akan berlanjut pada 31 Mei mendatang ini, untuk memotivasi dan menginspirasi Indonesia agar kita bersama-sama menciptakan sbuah lingkungan yang sehat dan terbebaskan dari semua penyakit dan konflik secara kejiwaan dan keragaan.