Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

AKSI PB PMII: Tolak Radikalisme dan Terorisme

Sejak bergulirnya reformasi di Indonesia tahun 1998, radikalisme dan terorisme menjadi ramai diperbincangkan

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in AKSI PB PMII: Tolak Radikalisme dan Terorisme
Istimewa
Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar aksi tiga titik di jakarta yakni di Jl. Sarinah Tamrin, Tugu Tani dan perempatan atrium dalam rangka menentang aksi terorisme 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar aksi tiga titik di jakarta yakni di Jl. Sarinah Tamrin, Tugu Tani dan perempatan atrium, Sabtu (9/6/2018).

Kegiatan ini menanggapi adanya tindakan Bom bunuh diri beberapa waktu lalu, itu yang kemudian Indonesia kembali berduka, Indonesia kembali siaga, Indonesia kembali diguncang aksi peledakan bom.

Ratusan hashtag pun di internet terkait serangan bom ini bermunculan dan menghiasi dunia maya Tanah Air, salah satunya #halaqohpergerakanlawanterorisme yang di inisiasi oleh PB PMII Bidang OKP. Hal ini dilakukan sebagai bentuk perlawanan terhadap tindakan radikalisme dan terorisme.

M. Syarif Hidayatullah selaku ketua bidang OKP PB PMII mengungkapkan, Sejak bergulirnya reformasi di Indonesia tahun 1998, radikalisme dan terorisme menjadi ramai diperbincangkan.

Reformasi membuka keran demokrasi yang tertutup selama 32 tahun selama rezim orde baru berkuasa. Alhasil, ruang eskpresi yang terbuka lebar mendorong lahirnya banyak organisasi dan gerakan keagamaan.

Dalam masa ini, berbagai macam kelompok/organisasi baik politik, ekonomi, agama dan sebagainya menemukan tempat untuk mengekspresikan kepentingannya.

Ia mengatakan, banyak pihak mengembangkan spekulasi secara tendensius bahwa terorisme berpangkal dari fundamentalisme dan radikalisme agama, terutama Islam. Tak heran jika kemudian Islam seringkali dijadikan 'kambing hitam”.

Berita Rekomendasi

Namun demikian, tidak sedikit pula yang percaya bahwa motif radikalisme dan terorisme tidaklah bersumber dari aspek yang tunggal.

Kesadaran ini membawa keinsyafan bahwa upaya penanganannya juga tidak bersifat parsial, namun perlu pendekatan komprehensif secara integral.

Oleh karena itu, Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) menggelar kampanye untuk menolak faham Radikalisme dan Terorisme di bangsa ini, serta mendukung pemerintah dan POLRI untuk melakukan pemberantasan faham tersebut, karena bertentangan dengan asas bangsa Indonesia.

Selain kampanye lawan terorisme, kegiatan ini juga melakukan bakti sosial. Yakni pembagian takjil untuk pengguna jalan, dan stiker kepada masyarakat yang bertuliskan “stop radikalisme” dan menyebar hastag #kamibersamapolri, #okp_pbpmii, dan #halaqohpergerakanlawanterorisme di media sosial.

Sementara itu, Ketua Umum PB PMII sahabat Agus Mulyono Herlambang menegaskan, "Bangsa Indonesia merdeka karena diperjuangkan, sedangkan perjuangan itu perlu pengorbanan, lantas mengapa setelah merdeka malah mau dirusak sendiri."

“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri," katanya mengutip pernyataan Presiden Pertama Indonesia, Ir Soekarno.

PMII sebagai organisasi ekstra mahasiswa yang komitmen dalam memperjuangkan cita – cita kemerdekaan Indonesia tentu sangat miris dan maras dengan tindakan diluar nalar ini. Maka dari itu saya berharap kepada seluruh rakyat Indonesia terutama kepada generasi muda dan orang tua untuk menanamkan cinta terhadap bangsanya sendiri.

"Sebagai bentuk pengabdiannya untuk memelihara, membela, melindungi tanah airnya dari segala ancaman dan gangguan," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas