Penerimaan Siswa Baru: Satu Bangku SMP Negeri di Depok 'Dijual' dengan Harga Mulai dari Rp 5 Juta
Untuk tingkat SMP Negeri di Depok, harga satu bangku sekolah adalah Rp 5 Juta sampai Rp 10 Juta.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Warta Kota, Budi Sam Law
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Sudah jadi rahasia umum di Kota Depok bahwa bangku sekolah negeri baik SMP atau SMA Negeri di Depok bisa diperjual-belikan setiap proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) berlangsung.
Untuk tingkat SMP Negeri di Depok, harga satu bangku sekolah adalah Rp 5 Juta sampai Rp 10 Juta.
Sementara untuk tingkat SMA Negeri harganya bisa mencapai Rp 15 Juta untuk SMA Negeri yang dianggap favorit seperti SMA 1 Depok.
Hal itu dikatakan Daud, salah seorang yang mengaku bisa memasukkan siswa ke sekolah negeri dengan membayar.
Ia enggan jika dirinya dikatakan calo PPDB. "Saya hanya membantu saja ke ortu siswa yang memang punya uang lebih dan mau masuk ke negeri," katanya.
Uang yang didapat dari ortu siswa kata dia, nantinya akan dibagi dua dengan pihak panitia PPDB atau pihak sekolah.
Baca: Varian Terbaru Mitsubishi Xpander Siap Meluncur di GIIAS 2018
Untuk SMP Negeri di Depok katanya, pasaran satu bangku sekolah untuk SMPN 1 adalah Rp 8 Juta dan SMPN 2 adalah Rp 10 Juta.
"Kalau mau yang murahan bisa di SMPN 5 atau SMPN 16," kata dia.
Untuk tahun ini, Daud mengaku tidak mendapat ortu siswa yang mau membayar untuk dapat bangku sekolah sebanyak tahun sebelumnya. "Tahun lalu saya bisa masukin sampai 10 orang. Sekitar 25 Jutaan bersih saya dapat. Sekarang sih sepi," kata dia.
Baca: Indung Telornya Diangkat Dokter, Klien Hotman Paris Mengaku Ditawari Uang Damai Rp 500 Juta
Sebelumnya beberapa orangtua siswa yang anaknya terdepak dalam PPDB online mengaku ditawari satu jatah bangku di beberapa SMP atau SMA Negeri, jika mau membayar sejumlah uang.
Salah satunya diungkapkan Wahyuni, Pancoran Mas, Depok, yang hendak memasukkan keponakannya ke SMP Negeri di Depok.
Baca: Anies Disarankan Tidak Tiru Jokowi Jadi Gubernur DKI, Lalu Nyapres
Menurutnya saat mengetahui keponakannya terdepak dari SMP Negeri pilihan yakni SMPN 1 dan 5, ada sejumlah pihak yang menawarkan bantuan untuk keponakannnya agar dapat diterima di salah satu SMP Negeri tersebut.
"Syaratnya dengan mengeluarkan sejumlah uang, sekitar empat jutaan rupiah. Besaran uang itu, katanya termasuk murah atau dibawah pasaran bangku SMPN 1 Depok. Katanya sudah diskon untuk keponakan saya karena kenal dengan dia. Tapi setelah saya pikir-pikir, kami menolaknya," kata Wahyuni.
Baca: Rapat di Jl Teuku Umar 27 Sepakati Penerbitan SKL BLBI untuk Obligor Kooperatif, Kwik Menolak
Alasannya kata dia, orangtua keponakannnya bukanlah orang kaya dan hanya menengah saja.
Selain itu, Wahyuni merasa apa yang dilakukannya dengan membayar bangku sekolah negeri adalah hal yang salah.
"Walau kami berharap keponakan saya sekolah di SMP Negeri supaya gratis," kata Wahyuni.
Ia mengatakan dari sejumlah calo PPDB SMP di Depok, beberapa orang diketahui sudah memiliki jatah satu atau dua bangku dari sekolah tersebut.
"Jadi mereka tinggal menjualnya saja ke ortu siswa yang mampu," katanya.
Lalu dana yang didapat akan dibagi dua antara sang calo dengan oknum pihak sekolah atau oknum panitia PPDB di sekolah.
Meski sangat yakin bisa memasukkan keponakannya di SMP Negeri Depok dengan membayar uang bangku sekolah, Wahyuni akhirnya membatalkannya dan memilih sekolah swasta.
"Daripada masuk sekolah negeri tapi main belakang dengan bayar, lebih baik sekalian swasta saja, resmi walau bayar," katanya.
Karena apa yang dialaminya Wahyuni sangat yakin praktek percaloan PPDB di Depok sangat marak dan banyak. Bahkan ia meyakini ini terjadi di sebagian besar SMP Negeri dan SMA Negeri di Depok.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok M Thamrin saat dikonfirmasi Warta Kota mengenai jual beli bangku sekolah negeri di Depok ini tak membantah adanya kemungkinan praktek tersebut.
Bahkan Thamrin meminta informasi sekolah mana saja yang sudah terjadi percaloan itu kepada Warta Kota. "Di sekolah mana saja mas?," tanyanya
Saat disebutkan hampir di semua sekolah negeri di Depok terjadi percaloan itu, Thamrin, bungkam.
Ia hanya menyebutkan secara umum, PPDB SMP dan SMA online jalur akademik di Depok berjalan lancar. "Alhamdulilah, semuanya lancar," kata Thamrin.