Polresta Depok Pastikan AK Bukanlah Pelaku Penculikan Anak
"Tulisan nama-nama di lengannya dibuat sama teman AK, dia sendiri enggak ngerti arti tulisannya," katanya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Kasatreskrim Polresta Depok Kompol Deddy Kurniawan mengatakan puluhan tulisan nama di bagian bawah kedua lengan AK (45) yang mengaku sebagai penculik anak bukan merupakan nama ataupun target korban penculikan anak.
Dari hasil pemeriksaan penyidik Unit PPA Polresta Depok, Deddy menuturkan puluhan tulisan tangan itu ditulis oleh temannya dan AK tak mengetahui maksud tulisan nama itu.
Baca: AK Sempat Babak Belur Dihajar Warga, Polisi Pastikan Dia Bukan Pelaku Penculikan Anak
"Tulisan nama-nama di lengannya dibuat sama teman AK, dia sendiri enggak ngerti arti tulisannya. Jadi bukan nama anak atau target korban penculikan. Enggak ada anak warga di lokasi kejadian yang diculik," jelas Deddy saat dikonfirmasi wartawan di Pancoran Mas, Depok, Senin (05/11/2018).
Namun, karena keterangan yang disampaikan AK kepada penyidik kerap berubah-ubah, di pemeriksaan terakhir sebelum dibawa ke RS Polri Kramat Jati, AK menyebut bahwa semua tulisan nama itu dibuat olehnya.
Deddy juga memastikan belum ada bukti bahwa puluhan nama yang ditulis menggunakan pulpen di bagian bawah kedua lengannya merupakan nama korban atau target korban penculikan.
Pasalnya sampai sekarang tak ada bukti bahwa AK yang sempat diamuk warga Kelurahan Kalibaru itu menculik atau melakukan percobaan penculikan.
"Dari kemarin keterangannya selalu berubah-ubah, saat terakhir ditanya penyidik bilangnya dia sendiri yang nulis. Makannya kita bawa ke RS Polri untuk diperiksa kejiwaannya. Sampai sekarang belum ada bukti bahwa AK ini menculik atau melakukan percobaan penculikan anak," ujarnya.
Dia mengimbau warga agar tak cepat menyimpulkan seseorang sebagai penculik anak dan main hakim sendiri hanya karena baru pertama melihat seseorang atau gerak-geriknya mencurigakan.
Deddy menjelaskan dapat melapor ke aparat yang berada dekat lokasi bila melihat adanya orang mencurigakan sehingga dapat diperiksa oleh yang berwenang.
"Kabar penculikan anak sekarang marak, jadi kami imbau masyarakat agar tak langsung menyimpulkan dan main hakim sendiri kepada orang mencurigakan. Kalau melihat orang mencurigakan langsung lapor ke aparat terdekat saja biar ditangani," tuturnya.
Sebagai informasi, kejadian berawal saat AK bertanya kepada seorang warga kontrakan petak 17 RT 05 di mana tempat bermain anak sekira pukul 10.00 WIB.
Lantaran tak dikenal, warga kembali bertanya alasan AK kenapa mencari tempat bermain anak padahal dia tak membawa anak.
Sebelum pergi, dia sempat menggendong kucing hingga akhirnya dilepaskan lalu berjalan menuju Situ Cilodong yang berjarak sekitar 10 menit dari lokasi.
AK mengaku hendak menculik dan sudah dua kali beraksi sebelum diamankan anggota Provost Divisi 1 Kostrad, Cilodong untuk meredam amuk warga.
Tak lama usai kejadian beredar video AK yang wajahnya terluka cukup parah berjalan depan TK AL-Kautsar beredar di media sosial dan berbagai grup WhatsApp.
Dalam video tersebut, seorang pria yang diduga merekam menggunakan handphonenya berkata "Penculikan anak di wilayah RT 05/RW 01 Kelurahan Kalibaru, Cilodong, Depok".
Video tersebut dibenarkan Ketua RW 01 Kelurahan Kalibaru Sanam Efendi memang berada di wilayahnya, namun dia menegaskan bahwa pria yang terluka itu tak terbukti hendak menculik anak.
"Itu salah paham. Memang pas ditanya warga mau menculik anak dia mengaku. Katanya anak yang diculik dibawa ke Situ Cilodong. Tapi enggak ada bukti kalau dia narik tangan anak atau mendekati anak," kata Sanam, Minggu (04/11/2018).
Sebelum diamankan oleh Provost, AK sempat diajak berbincang oleh sejumlah warga sekitar, kala itu warga melihat adanya tulisan nama di lengan dan telapak tangan AK.
"Di lengan dan di telapak tangannya ada nama-nama orang, saya enggak ingat nama-namanya. Yang jelas jumlahnya sampai puluhan, 20 mah lebih. Saya tahu karena sempat saya ajak ngobrol," kata Ferdias (50).
Tak hanya tulisan nama, di telapak tangannya pun tertoreh tulisan Divisi Fourty dan sejumlah nama yang mulai pudar karena ditulis menggunakan pulpen.
Baca: 5 Fakta Hoaks Penculikan Anak di Jawa Timur, dari Inces RaRa hingga Modus Rambut Dicolek
Namun di antara sejumlah tulisan di telapak tangan kirinya itu samar-samar terlihat tulisan yang diduga Fatma.
"Ada tulisan Divisi Fourty di telapak tangan kirinya, terus ada tulisan nama Fatma kalau saya enggak salah baca. Tulisannya sudah pudar semua. Tulisan di bagian lengan juga sudah pudar jadi enggak terlihat jelas," ujarnya
Penulis: Bima Putra
Berita ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: Polisi Pastikan Tulisan Nama di Lengan Pria yang Dicurigai Penculik Anak di Depok Bukan Nama Korban