Serapan Dinas SDA DKI Rendah, Sekda: Komitmennya Sudah Kita Catat
"Kita lihat nanti terakhir. Komitmennya sudah kita catat semua semalam," ujar Saefullah di Balaikota DKI Jakarta
Penulis: Yanuar Nurcholis Majid
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekertaris Daerah DKI Jakarta, Saefullah menilai ada faktor yang mempengaruhi rendahnya serapan dana milik Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta.
Di mana, pertahun penyerapan anggarannya milik dinas SDA DKI Jakarta hanya sebesar 29 persen.
Baca: Anies Minta Wakilnya Nanti Tak Bawa Visi Misi Baru
Saefullah menilai lambannya penyerapan di Dinas SDA DKI Jakarta salah satunya karena angka penyerapan masih dalam skala eksisting.
Sehingga, Saefullah meminta terhitung 2 bulan Dinas SDA perlu mengebut target yang dijanjikan.
"Kita lihat nanti terakhir. Komitmennya sudah kita catat semua semalam," ujar Saefullah di Balaikota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis (8/11/2018).
Saefullah bahkan pesimis Dinas SDA dapat mencapai target penyerapan anggaran sampai 100 persen.
Komitmen terkait target penyerapan pun masih dipantau, karena semua SKPD diyakini tidak mungkin mencapai 100 persen.
"100 persen sih enggak mungkin ya. SKPD di mana pun 100 persen nggak mungkin karena pasti ada sisa lelang," ungkapnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun geram dengan rendahnya serapan anggaran tersebut.
Dirinya meminta kepada SKPD terkait untuk bertanggung jawab. Pasalnya anggaran yang dialokasikan merupakan pengajuan dari Dinas SDA itu sendiri.
Seakan lepas tangan, Anies pun meminta awak media agar menanyakan langsung kepada Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Teguh Hendarwan.
Baca: Wakil Ketua DPRD DKI Kritisi Adanya Fit and Proper Test Cawagub DKI
"Kepala Dinas SDA suruh tanggung jawab. Anda tanya sama dia, suruh tanggung jawab," ucapnya singkat, Rabu (7/11).
Sementara saat tim tribunnews.com melakukan penelusuran di situs publik.bapedadki.net, tercatat penyerapan anggaran Dinas SDA hingga saat ini baru 29 persen dari total Rp 4,4 triliun atau senilai Rp 1,29 triliun.