Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polisi: Terduga Pelaku Pembunuhan Sadis di Bekasi Gunakan Linggis untuk Habisi Korban

linggis itu dibuang oleh dirinya untuk menghilangkan jejak. Linggis tersebut dibuangnya di kawasan Kalimalang.

Editor: Sanusi
zoom-in Polisi: Terduga Pelaku Pembunuhan Sadis di Bekasi Gunakan Linggis untuk Habisi Korban
WARTA KOTA/MUHAMAD AZZAM
Mobil jenis Nissan Xtrail bernomor polisi B 1075 UOC terparkir di halaman Polres Metro Bekasi Kota, Kamis (15/11/2018). Mobil ini menjadi salah satu barang bukti kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terduga pelaku pembunuhan satu keluarga di Bekasi, HS, ternyata membunuh Diperum Nainggolan dan istrinya, Maya Boru Ambarita, menggunakan sebuah linggis.

Namun, linggis itu dibuang oleh dirinya untuk menghilangkan jejak. Linggis tersebut dibuangnya di kawasan Kalimalang.

"Ya HS membuang linggis tersebut," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, saat dikonfirmasi, Jumat (16/11/2018).

Sementara itu, kedua anak Diperum dibunuh dengan cara yang berbeda. Sarah dan Arya Nainggolan dibekap oleh HS hingga tewas.

Setelah sempat mengelak dengan membuat alibi, HS sendiri akhirnya mengakui kalau dia yang membunuh Diperum sekeluarga. Atas hal itu, HS pun telah ditetapkan jadi tersangka.

"Ya, HS akhirinya mengakui yang membunuhnya (Diperum sekeluarga)," jelas Argo.

Seperti diketahui, HS ditangkap di kaki Gunung Guntur, Garut, Jawa Barat, tadi malam, Rabu (14/11/2018) sekitar pukul 22.00 WIB.

Berita Rekomendasi

Dirinya diduga melakukan pembunuhan terhadap satu keluarga yang tinggal di Jalan Bojong Nangka 2, Pondok Melati, Bekasi, Selasa 13 November 2018.

Keempat orang tersebut adalah satu keluarga yang terdiri dari pasangan suami-istri dan dua orang anaknya. Keempat orang tersebut yakni, Diperum Nainggolan (38), Maya Ambarita (37), Sarah Nainggolan (9), serta Arya Nainggolan (7).

Dicokok di Garut

Polisi meringkus pria berinisial HS, terduga pembunuhan sadis di Bekasi. HS ditangkap di lokasi pelariannya di Garut, Jawa Barat, Kamis (15/11/2018).

Polisi mendapatkan sejumlah barang bukti penguat dugaan HS merupakan terduga pembunuhan yang menyebabkan satu keluarga tewas di Bekasi. Diketahui, satu keluarga tewas terdiri dari pasangan suami istri Diperum Nainggolan dan Maya Boru Ambarita.

Kemudian kedua anak mereka Sarah Boru Nainggolan dan Arya Nainggolan. Mereka ditemukan tewas di rumahnya, Jalan Bojong Nangka II, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (13/11/2018) pagi.

Polisi telah melakukan olah TKP di mobil Nissan X-trail yang dibawa oleh HS. Selain itu polisi menggeledah kamar kos yang ditempati oleh HS.

Bercak darah di celana

Penggeledahan di kosan ditemukan celana panjang hitam milik HS yang terdapat bercak darah. Polisi lalu menyita untuk dilakukan pemeriksaan.

"Di kamarnya ditemukan celana warna hitam panjang yang ada darahnya. Ini semua sudah kita ambil darahnya sebagai sampel," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (15/11/2018).

Selain itu polisi menemukan sejumlah ceceran darah di mobil X-trail yang ditemukan di kosan HS.

"Tadi pagi kita sudah melakukan olah TKP di mobil, ternyata kita temukan ponsel korban dua buah ada di situ, ada darahnya di ponsel tersebut," ungkap Argo.

Ponsel tersebut bakal dilakukan pemeriksaan oleh petugas Laboratorium Forensik Puslabfor Polri.

Darah yang ditemukan lalu diperiksa oleh Puslabfor.

Selain di ponsel milik korban, bercak darah juga ditemukan di gagang pintu mobil Xtrail yang dibawa oleh HS ke kosannya di Cikarang, Kabupaten Bekasi.

"Kemudian di karpet bawah sopir juga ada darah, kita ambil juga, lalu di pedal gas ada darah. Itu juga kita ambil semuanya. Kemudian juga ada di seatbelt ada darah, kita ambil," jelas Argo.

Selain itu, polisi juga mengambil sampel kuku HS. Polisi menemukan noda hitam pada kuku HS.

Polisi bakal memeriksa apakah noda hitam tersebut darah korban. Darah tersebut bakal dicocokan dengan yang ditemukan di mobil korban.

"Kita tunggu hasil labfor darah yg di mobil, darah yang ada di tempat kos dan darah yang ada di TKP. Apakah ada kesamaan atau tidak," pungkas Argo.

Seperti diketahui, HS ditangkap di kaki Gunung Guntur, Garut, Jawa Barat, Rabu (14/11/2018) sekitar pukul 22.00 WIB.

Dirinya diduga melakukan pembunuhan terhadap satu keluarga yang tinggal di Jalan Bojong Nangka 2, Pondok Melati, Bekasi, Selasa 13 November 2018.

Keempat orang tersebut adalah satu keluarga yang terdiri dari pasangan suami-istri dan dua orang anaknya.

Keempat orang tersebut yakni, Diperum Nainggolan (38), Maya Boru Ambarita (37), Sarah Boru Nainggolan (9), serta Arya Nainggolan (7).

Akhir pelarian

Warga sempat melihat mobil melaju kencang dari arah kediaman rumah Diperum Nainggolan pada hari kejadian.

Polisi menduga mobil tersebut bermerk Nissan X-trail warna silver B 1075 UOQ milik anggota keluarga korban yang dibawa kabur terduga pelaku. Mobil tersebut hilang dari kediaman korban sesaat setelah kejadian.

"Mobilnya punya kakaknya yang milik kost-kostan disitu," ujar Kombes Pol Argo Yuwono.

Anggota keluarga yang mempunyai mobil tersebut telah dimintai keterangan oleh polisi.

Mobil tersebut memang biasa dinyalakan korban untuk dipanaskan mesinnya setiap hari.

Akhirnya mobil bermerk Nissan X-trail dengan nomor polisi B 1705 UOQ warna silver tersebut ditemukan di kawasan Cikarang, Kamis (15/11/2018).

"Mobil itu di suatu rumah di daerah Cikarang. Suatu rumah kost-kostan di sana," ujar Argo.

Argo menjelaskan setelah mobil ditemukan, pihaknya langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) lagi.

Sewa Indekos

Johon (55), pemilik kontrakan, mengungkapkan, terduga pelaku HS baru mengontrak dengan membayarkan uang muka kontrakan sebesar Rp 400.000, Selasa (13/11/2018), beberapa jam setelah ditemukan satu keluarga tewas di Bekasi.

"Tanggal 13 November pukul 10.30 WIB HS datang. Dia baru bayar Rp 400.000 seharusnya Rp 900.000. Katanya besok harinya sisanya dibayar," katanya kepada wartawan, Kamis (15/11/2018).

Kemudian, sore harinya HS menitipkan kendaraannya jenis Nissan X Trail warna silver bernopol B 1075 FOG itu kepada dirinya.

“Jadi baru datang beberapa jam saja di kontrakan ini. Dia langsung nitip meninggalkan mobilnya, bilang mau ambil barang nanti balik lagi tetapi ternyata tidak balik lagi," ucapnya.

Menurut Johan, dia belum sempat meminta identitas HS.

"Ini kan baru DP (down payment/uang muka--Red) saja, dia juga lihat-lihat kontrakan. Dia bilang mau menempati kamar B 208 di lantai 2," katanya.

"Tapi barang-barang juga belum dimasukkan ke dalam kontrakan. Biasa di kontrakan kami pasti diminta, tapi setelah melunasi dan pengontrak sudah menempati," ucapnya.

Kendaraan yang dititipkan HS di kontrakan tersebut telah diamankan dan dibawa ke Mapolres Metro Bekasi Kota.

Naik gunung

Setelah melakukan penyidikan dan pemeriksaan polisi pun melacak keberadaan HS hingga kepolisian mendapati bahwa HS sedang berada di Garut, tepatnya di kawasan Kaki Gunung Guntur.

"Dia berada di satu rumah atau saung. Dia di sana mengaku hendak naik gunung. Kita geledah dan ditemukan kunci mobil, HP dan uang Rp 4 juta," jelas Argo.

Namun demikian, HS menyanggah dugaan kepolisian. Ia mengatakan tidak melakukan apa pun kepada para korban.

Meski begitu, HS pun digelandang ke Mapolda Metro Jaya untuk didalami kasusnya.

"Kita tarik ke Polda, penanganan kita ambil. Tapi tetap Bekasi Kota bekerja," ujar Argo.

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas