Firasat Sang Adik Sebelum Dufi Ditemukan Tewas di Dalam Drum
Muhammad Ali Ramdoni (35) menyebut dirinya sempat merasakan firasat akan kepergian sang kakak, yakni Abdullah Fithri Setiawan alias Dufi.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Muhammad Ali Ramdoni (35) menyebut dirinya sempat merasakan firasat akan kepergian sang kakak, yakni Abdullah Fithri Setiawan alias Dufi.
Diketahui, Dufi merupakan pria yang ditemukan tewas dalam drum plastik berwarna biru di Kawasan Industri Kembang Kuning, Kecamatan Klapanunggal, Bogor, Jawa Barat, Minggu (18/11) kemarin.
Doni, begitu ia biasa disapa, mengatakan kaget akan kepergian almarhum yang tiba-tiba dan tidak wajar ini.
Baca: Cek Skormu Sekarang, Sejumlah Daerah Umumkan Nilai Tes SKD CPNS 2018 yang Lolos Passing Grade
Ia juga bercerita usai mendapat kabar meninggalnya almarhum, tiba-tiba dirinya terbesit akan pesan sang kakak beberapa hari silam.
"Ini sebenarnya ada firasat, cuma kita nggak begitu (memperhatikan, - red)," ujar Doni, di TPU Budi Dharma, Semper, Jakarta Utara, Senin (19/11/2018).
Ia menjelaskan jika Dufi sempat mengirim pesan melalui aplikasi WhatsApp (WA) kepada keluarga dan kerabat dekatnya.
Dufi, kata dia, mengundang mereka untuk melakukan tasyakuran pada hari Minggu atau Ahad, pukul 11.00 WIB.
Baca: Performa Persib Bandung Disoroti Bobotoh Usai Dikalahkan PSIS, Begini Pembelaan Mario Gomez
Namun, pada waktu yang disebutkan itu ternyata yang bersangkutan justru menghembuskan nafas terakhirnya.
"Beliau ngirim WA hari Rabu atau Kamis. Beliau bilang mengundang kakak, atau ibu semua, hari Ahad jam 11 sampai selesai untuk tasyakuran, rupanya itu benar jam 11 beliau diambil oleh Allah," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Prosesi pemakaman Abdullah Fithri Setiawan alias Dufi di TPU Budi Dharma, Semper, Jakarta Utara, berlangsung haru, Senin (19/11).
Diketahui, Dufi adalah korban pembunuhan yang ditemukan tewas dalam sebuah drum plastik biru di Kawasan Industri Kembang Kuning, Klapanunggal, Bogor, Jawa Barat, Minggu (18/11) kemarin.
Tangisan sang istri beserta 6 buah hati tak terbendung melihat jenazah korban memasuki liang lahat.
Pantauan Tribunnews.com, istri korban yang bernama Bayu Yuniarti Hendriani tampak diliputi kesedihan mendalam.
Air mata terlihat turun deras membasahi pipinya.
Perempuan yang mengenakan hijab berwarna biru itu juga nampak beberapa kali sempoyongan.
Tenaga di kakinya menghilang, dan seolah akan jatuh. Sehingga ia pun harus dipapah oleh orang lain.
Tangis istri dan anak korban semakin terlihat tatkala tanah mulai menutupi jenazah sang ayah.
Dibawah sebuah tenda putih yang digunakan untuk menghalau terik matahari, prosesi pemakaman terus berlangsung.
Setelahnya, bunga nampak ditaburkan di area tersebut dan doa-doa terus dilantunkan kepada almarhum.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, jenazah almarhum sendiri sempat disemayamkan di Yayasan Yatim Piatu Al Khairiah pada Minggu (18/11) malam.