Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Olga Lydia: Masyarakat Harus Bisa Menahan Diri Jangan Mudah Terpancing Hasutan di Medsos

Olga Lydia mengatakan tahun 2019 ini kalau bicara merefleksikan diri kita harus berhati-hati dalam menghadapi berita yang terdengar mengerikan atau b

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Olga Lydia: Masyarakat Harus Bisa Menahan Diri Jangan Mudah Terpancing Hasutan di Medsos
ist
Olga Lydia 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Artis dan presenter Olga Lydia mengatakan di tengah situasi politik yang semakin memanas jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, ia meminta masyarakat untuk bisa menahan diri agar tidak mudah terprovokasi terhadap hasutan kebencian baik di dunia maya ataupun di dunia nyata.

Olga mengatakan tahun 2019 ini kalau bicara merefleksikan diri  kita harus berhati-hati dalam menghadapi berita yang terdengar mengerikan atau bombastis.

"Kita harus lebih bijaksana untuk memikirkan ulang semua berita yang masuk ke dalam telinga, mata dan bahkan pikiran kita bahwa tidak semua yang disiarkan itu adalah kebenaran. Ini penting agar medsos bersih dari ujaran kebencian dan hoax,” ungakap Olga Lydia, Senin (7/1/2019).

Dikatakan Olga, jika ujaran kebencian dibiarkan berkembang tanpa penindakan dari aparat yang berwenang, maka bisa dibayangkan hanya segelintir kelompok orang yang diuntungkan.

Akibatnya, ratusan juta orang akan menderita karena ekonomi mandeg, bisnis mandeg, keamanan tidak terjamin.

“Kalau pemerintahan tidak kokoh, tentunya tidak akan ada investasi dan sebagainya. Ini yang akan sangat berbahaya kalau dibiarkan,” jelas wanita kelahiran Jakarta, 4 Desember 1976 ini.  

Karena ujaran kebencian yang viral dan bisa mempengaruhi banyak orang akan menimbulkan keresahan bahkan ketakutan.

Berita Rekomendasi

“Kita harus berhati-hati dalam membaca berita yang dapat membuat kita takut, marah, benci, emosi. Mungkin perlu dicek lagi kebenaran berita itu, jadi masyarakat harus bisa menahan diri juga, jangan mudah terpancing,” tutur Olga yang juga aktivis anti hoax ini.

Ia berharap para pegiat dunia maya untuk lebih aktif mengkampanyekan Hari Bebas Kebencian (Hate Free Day) demi mewujudkan perdamaian bangsa.

Caranya dengan selalu meneliti dan bijak dalam menerima informasi yang dapat menghasut ataupun memecah belah masyarakat serta tidak usah ikut menyebarar informasi tersebut 

 Ia percaya orang yang gembira, peduli terhadap lingkungannya, akan menghilangkan kebencian dari dalam dirinya.  Itu akan lebih produktif bagi masyarakat. Jika masyarakat produktif, maka semua akan beruntung dan ujung ujungnya negara dan bangsa menjadi lebih baik.

“Itu yang sebenarnya sama-sama kita inginkan di negeri ini dengan menciptakan hate free day baik di medsos maupun di dunia nyata,” kata Olga.


Oleh karena itu, lanjutnya, Hate Free Day harus menjadi tujuan dan misi-dari pribadi masing-masing orang bahwa semua  harus berhati-hati, sebelum membenci sesuatu apapun. Pasalnya, efek kebencian itu sangat besar, tidak hanya buat orang banyak, tetapi juga buat diri sendiri.

Ia berharap agar pemerintah yang demokratis seperti sekarang ini juga bisa menjadi pemerintahan yang transparan agar masyarakat mengetahui apa yang dilakukan pemerintah beserta alasannya.

Dirinya memberikan contoh masyarakat agar tidak perlu benci kepada pemerintah yang membangun daerah timur Indonesia yang jumlah penduduknya jauh lebih sedikit daripada di Jawa atau Sumatera.

“Kita harus tahu alasannya bahwa itu adalah untuk rasa keadilan dan pemerataan bangas yang berlandaskan Pancasila. Dengan seperti itu kita akan dijauhkan dari rasa iri, juga kebencian,” papar wanita yang juga produser film ini. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas