Pendidikan Karakter Harus Menjadi Program Prioritas Utama Pemerintah kata Siti Musdah Mulia
Prof. Dr. Siti Musdah Mulia, APU mengatakan pendidikan karakter harus menjadi program prioritas utama pemerintah dan kebijakan itu harus terbaca
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Yayasan Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) Prof. Dr. Siti Musdah Mulia, APU mengatakan pendidikan karakter harus menjadi program prioritas utama pemerintah dan kebijakan itu harus terbaca dalam kurikulum di semua level pendidikan mulai Taman Kanak-Kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi (PT).
"Di samping itu, harus menjadi gerakan sosial seluruh warga,” ungkap Siti Musdah Mulia, Kamis (28/2/2019).
Menurut Musdah, untuk menanamkan pendidikan karakter harus di mulai dari pendidikan calon orang tua (parenting education) sebelum menikah. Artinya, para calon orang tua harus mendapatkan bimbingan intensif bagaimana mendidik anak di masa serba digital seperti sekarang ini. Mereka juga harus diberi wawasan kebangsaan dan pendidikan agama yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan.
Dengan adanya parenting education ini, harap Musdah, para orang tua menjadi lebih siap dan paham bagaimana mendidik anak, baik saat di rumah maupun di sekolah.
Bersamaan dengan itu, pendidikan sekolah harus lebih kuat membangun aspek karakter dengan mengutamakan nilai-nilai, bukan mengajarkan teori semata
“Guru harus terlebih dulu memberikan contoh teladan. Karena itu perlu ada semacam reformasi total dalam pelaksanaan pendidikan mulai dari tingkat bawah sampai tinggi,” tutur Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah ini.
Ia menjelaskan, pendidkan termasuk pendidikan via media harus menjadi institusi utama dalam membangun moral bangsa. Selain itu juga harus ada upaya melakukan seleksi ketat terhadap konten media, terutama di media sosial (medsos), agar peserta didik tidak begitu saja mendapatkan konten-konten dari medsos.
Untuk itu, tukas Musdah, para pemimpin negara dan elit politik harus menjadi contoh teladan. Pasalnya, ucapan dan perilaku di muka publik harus mengutamakan nilai-nilai Pancasila dan sejalan dengan prinsip Hak Asasi Manusia (HAM).
“Kalau pemimpinnya beradab, maka keputusan-keputusan yang dihasilkan, pasti akan lebih beradab, terutama dalam membangun karakter bangsa yang ber-Pancasila,” jelasnya.
Musdah juga menyarankan, selain pendidkan karakter sejak kecil, masyarakat sipil khususnya pemuda dan remaja juga perlu diberikan pendidikan politik yang berorientasi nillai-nilai spiritual yang humanis dan pluralistik. Selanjutnya, para pemimpin agama harus didorong untuk mensosialisasikan interpretasi agama yang akomodatif terhadap nilai-nilai Pancasila dan kemanusiaan, serta menolak semua bentuk diskriminasi, eksploitasi dan kekerasan, apa pun alasannya.
“Kalau itu dijalankan dengan baik, Insya Allah, kita akan memiliki generasi bangsa yang beradab dan berkualitas,” kata Musdah Mulia.