Trotoar Interaktif Seperti di Jalan Sudirman-Thamrin Juga Akan Dibangun di Kawasan Prioritas di DKI
Kawasan prioritas di wilayah Jakarta Pusat meliputi Kecamatan Senen, yakni sepanjang Jalan Kramat Raya hingga Jalan Senen Raya.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Warta Kota, Dwi Rizki
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Trotoar interaktif yang terhampar di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman hingga Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat menjadi contoh penataan trotoar Ibu Kota.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga akan membangun trotoar lebar seperti di kedua jalan protokol tersebut di kawasan lain yang merupakan area prioritas di Ibu Kota.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Hari Nugroho mengatakan, kawasan prioritas merupakan lokasi yang masuk dalam kegiatan strategis daerah, termasuk kawasan integrasi atau Transit Oriented Development (TOD). Sehingga penataan kawasan dilakukan menyeluruh.
Kawasan prioritas di wilayah Jakarta Pusat meliputi Kecamatan Senen, yakni sepanjang Jalan Kramat Raya hingga Jalan Senen Raya. Selain itu, Kecamatan Menteng, yakni Jalan Cikini Raya, Jalan Pegangsaan Timur, Jalan Pegangsaan Barat, Jalan Pangeran Diponegoro dan Jalan Raden Saleh Raya.
Kawasan prioritas di wilayah Jakarta Selatan meliputi Kecamatan Cilandak, yakni Kawasan Kemang serta Kecamatan Setiabudi yang meliputi Kawasan Sentra Niaga Kuningan, Jalan Prof Dr Satrio dan Jalan Casablanca Raya.
Baca: KPU DKI Temukan 7.554 Pemilih Ganda, Menyebar di 5 Wilayah di Jakarta
"Pembangunan di beberapa lokasi itu dibedakan skala prioritas, seperti di Kawasan Kemang, Jalan Kemang Raya yang merupakan salah satu pusat kuliner dan wisata di Jakarta," ungkapnya dihubungi pada Rabu (20/3/2019).
Pembangunan trotoar yang akan dimulai pada awal bulan Mei 2019 itu katanya menjadi kegiatan strategis daerah tahun 2019. Pembangunan pun menelan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) hingga sebesar Rp 175 miliar.
Baca: Gubernur DKI Anies Baswedan Enggan Minta Alokasi Subsidi MRT ke Pemerintah Pusat
"Penataan trotoar yang menjadi kegiatan strategis daerah dengan yang bukan kegiatan strategis daerah sebenarnya sama saja. Perbedaannya kalau kegiatan strategis daerah penyelesaiannya satu kawasan, sedangkan yang non kegiatan strategis daerah itu spot-spot lajur jalan," jelasnya.
Penataan trotoar yang bukan merupakan kegiatan strategis daerah disebutkannya seperti revitalisasi trotoar di tiga wilayah Jakarta, antara lain Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Timur.
Baca: Sandiaga Uno: Jokowi Tak Serius Buyback Saham Indosat
Penataan trotoar di wilayah Jakarta Utara disebutkannya meliputi Kawasan Sunter, seperti Jalan Danau Sunter Selatan, Jalan Sunter Jaya, Jalan Sunter Jaya 1 serta kawasan Penjaringan di Jalan Jembatan Tiga.
Sedangkan, penataan trotoar di Jakarta Barat terdapat di kawasan Grogol, tepatnya di Jalan Prof Dr Latumenten, dan kawasan Tomang di Jalan Tomang Raya.
Sementara penataan trotoar di wilayah Jakarta Timur, meliputi kawasan Jatinegara yakni, sepanjang Jalan Otto Iskandardinata dan kawasan Cililitan, yaitu Jalan Mayjen Sutoyo.
"Berbeda dengan kegiatan strategis daerah yang butuh anggaran sekaligus, anggaran untuk penataan trotoar di Jakarta Utara sebesar Rp 35 miliar, sementara anggaran penataan trotoar di Jakarta Barat dan Jakarta Timur masing-masing Rp 25 miliar," ungkapnya.