Cerita Putra, Bocah 15 Tahun Penetrasi Situs NASA : Kecanduan Game Hingga Ingin Punya Bisnis IT
Hasil wawancara dengan Putra Aji Adhari, remaja berusia 15 tahun yang membantu NASA temukan bug di situsnya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM - Sosok Putra Aji Adhari, remaja berusia 15 tahun itu namanya menjadi perbincangan di tengah masyarakat hingga di jagad maya.
Putra disebut berhasil meretas situs National Aeronautics and Space Administration (NASA) milik
Baca: Trik Amankan Akun Sosmed dari Peretas Ala Sutradara Nia Dinata
Saat ditemui TribunJakarta.com, Putra mengaku dia tidak meretas situs tersebut.
Dia hanya melakukan tes masuk (penetration testing) dan ternyata berhasil.
Baca: Akun Ferdinand Hutahaean Diretas dan Sebarkan Konten Pornografi
Nah, sistem keamanan NASA yang sangat ketat, ternyata masih bisa dimasuki oleh Putra.
Berikut hasil percakapan TribunJakarta.com dengan Putra :
1. Kecanduan game
Siapa sangka? Karena kegemaran bermain game online, membuat Putra dapat menguasai IT hingga bisa membobol situs NASA.
Baca: Ferdinand Hutahaean Laporkan Peretasan Akun Twitter, Email serta Pencemaran Foto Dirinya
"Awalnya karena main game sih sudah dari kecil, minecraft, Point Blank, banyak. Kan kalau masuk ke situs NASA harus ada izinnya. Nah, ini aku bisa masuk bebas," beber anak terakhir dari empat bersaudara itu.
Lalu, ia mengembangkan bakat terpendamnya itu secara autodidak dari internet juga komunitas IT se-Indonesia, mulai dari membaca artikel di Google, hingga menonton saluran streaming di YouTube.
Baca: Enggak Takut Diretas, Nikita Mirzani Klaim Akun Media Sosial Miliknya Punya Sistem Keamanan Bagus
"Belajarnya awalnya lewat Google. Tapi misalnya kalau aku ada masalah di FB, itu kan ada komunitas IT gitu, aku tanya di situ," ungkap Putra.
Bocah asal Tangerang itu mengecap dirinya sebagai white hat hacker.
White hat hacker lebih dikenal sebagai bug hunter atau para ahli IT yang bisa menyusup ke situs apa pun tanpa izin.
Baca: Remaja Pembobol Situs NASA Kebanjiran Order Retas Instagram Mantan Pacar Teman-temannya
Bahasa awamnya adalah hacker, namun white hat hacker merupakan hacker yang hanya melakukan penetration testing pada sebuah situs.
Sebab, bocah SMP tersebut suatu hari berhasil masuk ke situs NASA melalui bakatnya sebagai white hat hacker.
"Sebenernya enggak nge-hack, tapi penetration testing. Ngetes bagian mana yang ada bug-nya dan ada celahnya untuk bisa disusupi. Nanti dari sana kita lapor ke NASA," terang Putra saat ditemui di rumahnya di kawasan Ciledug, Kota Tangerang, Senin (1/4/2019).
Yang dimaksud penetration testing adalah mencoba masuk ke situs tertentu dan menemukan sebelah mana yang sekiranya bisa disusupi hacker jahat.
Lalu, sebagai white hat hacker, Putra memberitahu pihak NASA bahwa ada bug di situsnya yang rawan dimasuki hacker jahat. KIra-kira begitu pengertian penetration testing.
"Jadi aku melakukan penetration testing ke situs NASA. Nah, bug impact-nya itu besar banget. Itu nama bug-nya RCA (remote code execution). Jadi dari URL itu aku bisa masukin komen linux langsung ke server. Nah, itu impact-nya aku bisa buat file gitu, pokoknya sudah masuk server lah. Database juga bisa kelihatan gitu," beber Putra.
Setelah berhasil membobol situs NASA, Putra Aji Adhari kebanjiran order dari teman sejawatnya.
Putra Aji Adhari yang secara autodidak belajar dunia IT hingga berhasil membobol situs beberapa perusahaan besar seperti NASA, kebanjiran pesanan.
Putra Aji Adhari mengaku banyak temannya yang minta diajarkan mengenai komputer, terutama dalam bidang internet dan sistem IT, agar bisa membobol akun facebook dan instragram mantan pacar temannya.
"Iya pas tahu bisa nge-hack gitu, langsung banyak yang minta ajarin komputer. Terus minta ajarin acara hack. Tapi mintanya malah tolong ajarin sama hack-in akun facebook, Instagram mantan," beber Putra Aji Adhari sambil tertawa, Senin (1/4/2019).
Namun, saat ditanya TribunJakarta.com, siswa madrasah tersebut langsung menolak permintaan tolong temannya tersebut.
"Ya enggak lah, enggak penting," cetus hacker tersebut.
Padahal, untuk membobol akun media sosial bukanlah pekerjaan yang rumit.
Ia mengaku hanya memerlukan waktu tiga menit, 10 menit paling lama untuk membuka akun media sosial milik orang lain.
Baca: Ponsel Bos Amazon Diretas, Arab Saudi Jadi Tersangkanya
Anak bungsu dari empat bersaudara itu mengaku khusus Facebook dan Instagram dapat menyita waktu sedikit lama untuk menembus pertahanan situsnya.
"Bisa sih, tapi itu kan kalau instagram, apa ya? Sekuritinya lebih tinggi, jadi lebih lama. Tapi kalau facebook pernah dan itu ada bug dikit beberapa," tutur Putra.
4. Situs milik negara lemah
Putra Aji Adhari pernah mencoba membobol situs milik pemerintahan Indonesia.
Saat sudah meretas dan masuk ke dalam situs pemerintahan, Putra yang masih duduk di kelas 2 Madrasah itu menyebut bahwa situs milik negara rentan diretas.
Baca: Akun Media Sosial Diretas, Clara Gopa Duo Semangka Merasa Nama Baiknya Tercemar
"Justru web instansi pemerintah itu memang bugnya itu gampang banget. Tapi memang kadang owner situsnya itu jarang respons gitu kalau aku report bug. Makanya kalau aku mau lapor bug situs pemerintah lewat BSSN ( Badan Siber dan Sandi Negara)," terang Putra di kediamannya.
Hanya perlu tiga menit untuk Putra dapat meretas situs milik pemerintah, saking lemahnya sistem pertahanan.
"Kalau aku biasanya lihat dulu situsnya. Sebenarnya tidak bisa diditargetin berapa. Itu tergantung developernya gitu. Biasanya tiga menit," ucap Putra.
Situs milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) merupakan contoh yang punya sistem pertahanan lemah.
Putra pernah menganalisa sistem keamanan situs KPU bulan lalu, sampai masuk ke dalam database situs tersebut yang isinya nama penduduk semua daerah.
"Pernah aku masuk ke dalamnya (situs) itu malah lihat semua data penduduk untuk pemilih (Pemilu)," jelas Putra.
Baca: Akui Pernah Diretas, Bukalapak Minta Pengguna Lakukan Hal Ini
Anak terakhir dari empat bersaudara tersebut mengatakan, tingkat keamanan situs KPU berada di level menengah.
"Kalau domain utamanya lumayan aman sih, tapi kalau beberapa sub domain itu bisa dibilang sedang lah," jelas Putra.
5. Ingin punya bisnis IT
Bill Gates dan Mark Elliot Zuckerberg merupakan sosok yang mempengaruhi motivasi Putra untuk bergerak di bidang IT.
Sedangkan siswa SMP tersebut bercita-cita menjadi programmer seperti idolanya yang juga hacker asal Indonesia, yakni Jim Geovedi dan kang Onno.
Baca: Running Text Lapas Sumedang Diretas, Ucapan Selamat Datang Diubah Jadi Kata-kata Berbau Mesum
"Kalau cita-cita mah ada pengin punya bisnis IT sendiri, tapi hobi kayak gini tetap dilakuin dan tetap belajar terus," ucap Putra.
Di kesempatan yang sama, Saanah, ibunda Putra, mengaku tidak pernah membayangkan anak bontotnya mempunyai bakat langka dan gemilang.
Ia selalu mengingatkan kepada buah hatinya, untuk selalu taat beribadah, karena sudah diberikan bakat di atas rata-rata anak seumurnya.
"Kaget banget awalnya waktu diterangin, karena saya kan tidak tahu apa-apa. Tapi saya selalu ingatkan kalau ada uang gitu jangan diambil, mending laporin saja. Syukur-syukur ada rewardnya nanti," ujar Saanah.
Saat TribunJakarta.com mengunjungi rumahnya, Putra memiliki tatanan bahasa dan kosa kata yang sangat tinggi untuk anak seumurannya.
Bahkan, ia tak jarang menggunakan Bahasa Inggris dalam bertutur, dan mengetahui bahasa bidang IT, namun pribadinya sangat baik dan cenderung pemalu.
Baca: KPU Yakin Gempuran Aksi Peretasan Tak Ganggu Penghitungan Surat Suara
Saat sudah berada di depan komputernya, Putra bak memiliki dunia sendiri dan sangat terampil dalam mengoperasikan komputer.
Ia sangat lihai dan cepat dalam mengetik, bahkan tanpa memandang kibor dan tidak ada salah ketik satu huruf pun. (TribunJakarta.com/Warta Kota)