Anies Baswedan Jelaskan Kenapa MRT Berhenti saat Listrik Padam
"Tapi kasus kemarin yang dihadapi kan seluruh kawasan bagian barat Pulau Jawa down sehingga seluruh power grid itu mati," tambahnya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi terhentinya operasional MRT akibat pemadaman listrik pada Minggu (4/8/2019) kemarin.
Ia pun penyebut, MRT Jakarta sebenarnya sudah dirancang untuk menghadapi pemadaman listrik ataupun keadaan darurat lainnya.
Baca: Bryan Domani Merasa Nyaman Naik MRT
"Sistem yang kita miliki sama dengan di negara-negara lain, jadi ada dua sumber listrik berbeda yang satu sama lain saling menopang," ucapnya menjelaskan, Senin (5/8/2019).
"Tapi kasus kemarin yang dihadapi kan seluruh kawasan bagian barat Pulau Jawa down sehingga seluruh power grid itu mati," tambahnya.
Meski kedua sumber listrik itu padam, namun Anies mengatakan, MRT sendiri memiliki back up power untuk keadaan darurat.
"Kemarin ada back up power yang bisa digunakan untuk safety, jadi penumpang bisa turun dengan tenang karena semua alat-alat masih beroperasi dengan baterai yang dimiliki untuk membuka pintu, menyalakan lampu, dan untuk seluruh fungsi kedaruratan," ujarnya.
Meski demikian, Anies menyebut, energi cadangan tersebut tidak bisa digunakan untuk menjalankan operasional MRT.
"Memang bukan back up untuk menjalankan operasional seluruhnya karena kalau untuk itu memerlukan energi yang sangat besar sekali," kata Anies.
Untuk itu, Anies meminta masyarakat tidak takut menggunakan moda transportasi yang baru diresmikan pada Maret 2019 lalu.
Sebelumnya, Gubernur Anies Baswedan mengatakan, pascapemadaman listrik di Jakarta, kini transportasi dan pelayanan lainnya di ibu kota berangsur normal kembali.
MRT yang kemarin sempat berhenti beroperasi sendiri kini telah bisa berfungsi dengan normal.
Baca: Pasca-Listrik Padam, MRT dan KRL Kembali Beroperasi
"Secara umum terkait dengan fasilitas publik alhamdulillah telah mulai kembali, tadi malam operasi MRT mulai berjalan dari pukul 20.00 WIB," ucapnya, Senin (5/8/2019).
"Saya sendiri berada di sana sejak petang sampai mulai beroperasi, jadi alhamdulillah kereta berjalan lancar," tambahnya menjelaskan.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: Penjelasan Anies Baswedan Soal Penyebab Berhentinya MRT Saat Listrik Padam
Penjelasan PLN
PT PLN (Persero) mengklaim memiliki cadangan listrik untuk Mass Rapid Transit ( MRT) saat terjadi pemadaman listrik.
Lantas, kenapa pemadaman listrik black out menyebabkan layanan MRT tak beroperasi maksimal?
Direktur Pengadaan Strategis II PLN Djoko Raharjo Abumanan membenarkan PLN memiliki cadangan listrik untuk MRT dengan membangun PLTG di daerah Senayan.
Namun, PLTG ini belum beroperasi sehingga MRT juga terdampak pemadaman listrik sejak Minggu siang, (4/8/2019).
"MRT terus terang PLN menyiapkan cadangannya dengan membangun PLTG di Senayan, dekat Lapangan Tembak. Tapi ini belum beroperasi, kebetulan yang membangun Indonesia Power," kata Djoko Raharjo Abumanan dalam konferensi pers di Gandul, Minggu (4/8/2019).
Baca: Kebakaran Teluk Gong Jakarta Utara, Sekeluarga Tewas Berpelukan Terpanggang di Dalam Ruko
Baca: Waskita Karya Incar Tender Proyek Kereta Api Senilai Rp 6 Triliun di Filipina
Plt Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani menambahkan, adapun pembangun PLTG di daerah Senayan itu memang dikhususkan untuk cadangan listrik MRT saat keadaan darurat, seperti kejadian padamnya listrik (black out) seperti hari ini.
"PLTG itu memang harusnya mem-back up MRT. PLTG itu backup ke-4 untuk MRT, sedangkan back up ke 1 sampai 3 itu ada di gardu-gardu induk yang akan mensupport ke sistem listriknya MRT. Tentunya, yang harusnya jalan saat kondisi ini adalah back up ke-4. Tapi saat ini pembangunannya masih dalam proses," ungkap Inten.
Adapun kata Inten, proses pembangunan PLTG tersebut sudah berada di angka 80-90 persen dan sudah memasuki tahap pengujian.
Sementara, pembangunan dilakukan di Senayan karena tempat tersebut pernah dibangun pembangkit listrik pada zaman Presiden RI ke-1, Soekarno. Hanya saja bedanya, kapasitas dan ukurannya diperbesar dan dibuat lebih efisien.
"Dulu zamannya Pak Karno, pembangkit itu didirikan di Senayan. Jadi ada sejarahnya kenapa diletakkan di Senayan. Di situ sudah ada, cuma size-nya saja yang dibesarkan, tapi teknologinya jauh lebih efisien meskipun pembangkitnya besar," ujar Inten.
Inten berharap, pembangunan dan masa uji coba bisa berjalan cepat dan lancar sehingga cadangan listrik MRT bisa dimaksimalkan.
"Kita harapkan mudah-mudahan ke depan bisa beroperasi," harap Inten.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: PLN Klaim Punya Cadangan Listrik untuk MRT, Kenapa MRT Ikut Mati?
Penumpang sempat terjebak
Moda transportasi Jakarta, Kereta Moda Raya Terpadu atau Mass Rapid Transit (MRT) terkena imbas dari pemadaman listrik serentak di Ibu Kota.
Menurut Corporate Secretary PT MRT Jakarta, Muhammad Kamaluddin, di saat listrik padam di Stasiun MRT, terdapat dua orang terjebak di lift Stasiun MRT Fatmawati.
Namun ia pastikan keduanya langsung dievakuasi dengan selamat oleh Tim Operasi dan Pemeliharaan.
"Ada dua penumpang di dalam lift dan sudah kami evakuasi dengan selamat," ujar Kamaluddin kepada Warta Kota, Minggu (4/8/2019).
Baca: Gempa Banten Dikabarkan Bakal Diikuti Gempa Dahsyat 9 SR, Begini Penjelasan BMKG
Tak hanya itu, Tim Operasi dan Pemeliharaan juga berhasil mengevakuasi seluruh penumpang yang terjebak di bawah tanah.

Diinfokan Kamaluddin, ada sekitar empat rangkaian kereta yang terhenti dan pengevakuasian selesai setelah satu jam.
Baca: Bhagas Nakshatrasakti Menjadi Mahasiswa Termuda UGM, Ini Cita-citanya
Baca: Listrik Padam, Chef Arnold Tulis Cuitan, Dicibir hingga Diberi Tanggapan Gibran Rakabuming
Baca: Live Streaming Trans7 MotoGP Ceko 2019 Malam ini Pukul 19.00 WIB, Marc Marquez Pole Position
Baca: Live Streaming Trans7 MotoGP Ceko 2019 Malam ini Pukul 19.00 WIB, Marc Marquez Pole Position
Usai petugas membuka Pintu Platform Screen Door (PSD) secara manual, penumpang dipandu berjalan kaki ke stasiun terdekat.
"Iya betul jalan kaki dipandu petugas kami ke stasiun, jarak tidak jauh, kurang dari 100 meter lah," ungkap Kamaluddin.
Adapun pemadaman ini terjadi sejak pukul 11.50 WIB,.
Sementara itu seluruh stasiun disterilkan karena operasional kereta berhenti sampai waktu yang belum dapat ditentukan.
Proses Pengevakuasian Rangkaian Kereta
Kamaluddin juga menjelaskan ada 4 rangkaian kereta MRT terjebak di bawah tanah.
"Tim Operation Control Center (OCC) MRT mendeteksi empat kereta Ratangga terhenti diantara stasiun bawah tanah," ujar Kamaluddin saat dikonfirmasi, Minggu (4/8/2019).
Namun saat ini pihaknya mengaku telah berhasil mengevakuasi 2 kereta yang terjebak, sementara 2 kereta masih dalam evakuasi.
"Dua kereta sudah selesai proses evakuasi, dua lagi sebentar lagi selesai proses evakuasi," ujar Kamaluddin.
Adapun cara pengevakuasiannya yakni dengan membuka secara manual Pintu Platform Screen Door (PSD).
Meskipun ada pemadaman listrik, namun Kamaluddin mengaku memiliki sadangan pembangkit listrik (backup genset) di setiap Sasiun.
"Ganset kita bukan di kereta, tapi di Stasiun untuk menjamin udara lancar dan menyalakan lampu emergency," kata Kamaluddin.
Diinfokan bahkan MRT Jakarta mendeteksi pasokan listrik dari PLN terhenti sejak pukul 11.50 WIB.
Iapun memastikan Tim Operasi dan Pemeliharaan menjalani proses evakuasi dengan aman.
"Informasi detail akan kami informasikan lebih Ianjut. MRT Jakarta menempatkan aspek keamanan dan keselamatan sebagai prioritas utama kami," kata Kamaluddin.

Tak Ada yang Cedera
Dalam proses evakuasi 4 rangkaian kereta MRT Jakarta, tak ditemukan ada penumpang kereta MRT cedera.
Hasil peliputan WartaKotaLive, pemadaman listrik di Jabodetabek dan sekitarnya berimbas ke beberapa moda transportasi.
Salah satu moda transportasi terganggu akibat listrik padam, yakni Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta.
Saat itu, pihak MRT evakuasi 4 rangkaian kereta terjebak di bawah tanah.
Menurut Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta, Muhammad Kamaludin, tim Operation Control Center (OCC) MRT Jakarta mendeteksi adanya 4 kereta terhenti.
Adanya 4 kereta terhenti di antara stasiun bawah tanah pasca terjadinya pemadaman listrik.
"2 kereta sudah selesai proses evakuasi, 2 kereta lagi masih dalam proses evakuasi," kata Kamaludin, Minggu (4/8/2019).
Dikatakan Kamaludin, lintasan 4 rangkaian kereta yang dievakuasi berada pada lintasan Bendungan Hillir-Istora, Istora-Bendungan Hilir, Lebak Bulus-Fatmawati, Fatmawati-Lebak Bulus.
Saat ini penumpang telah dievaluasi.
"Informasi dari OCC kami pukul 12.53 tadi semua penumpang sudah dievakuasi 100 persen. Tidak ada penumpang yang cidera," katanya.
Imbas dari ganggun listrik ini pihaknya menghimbau agar para penguna MRT dapat berpindah ke moda transportasi lain seperi Transjakarta.
"Kami mengimbau penumpang untuk mengunakan Transjakarta untuk kebutuhan mobilitas koridor lebal bulus, Bundaran HI dan menunggu informasi lebih lanjut dari MRT mengenai operasional kami," ucapnya.