Meski Pemasukan Tak Menentu, David Pilih Jadi Porter Pasar Tanah Abang
David menyendiri dari teman-teman, menunggu pembeli memakai jasanya sebagai porter. Meski pemasukannya tak tentu ia masih bisa menghidupi keluarganya.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - David (43) memilih menyendiri dari teman-teman, menunggu pembeli memakai jasanya.
Sudah empat tahun David bekerja sebagai porter di Blok B Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Porter di pusat grosir terbesar di Asia Tenggara itu dicirikan dengan tulisan, 'porter' di belakang kemeja mereka.
Sampai pukul 14.00 WIB, David belum juga mendapat pelanggan.
"Biasanya kalo ada yang butuh diangkutin barangnya, kita dipanggil. Baru kita dateng angkutin barangnya," ujar David, Kamis (5/9/19).
Tak seperti dulu bekerja sebagai buruh pabrik yang punya gaji bulanan, penghasilan porter tak menentu.
Tapi David bersyukur masih bisa menghidupi keluarganya.
"Kadang sehari dapat Rp 50 ribu. Kalau lagi banyak yang butuh sampai Rp 300 ribu," sambung David.
Di usia yang sudah kepala empat, David memilih menjual tenaga kuli angkut.
Tak banyak kendala selama David menjadi porter.
Dia berharap pemerintah turut memperhatikan masyarakat kecil seperti dirinya.