Laporan wartawan magang, Yosi Vaulla Virza
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Tidak semua penjaga toilet umum memilki hidup serba kekurangan. Dira (22) salah satunya. Ia mengaku pendapatannya perbulan cukup untuk kebutuhan sehari hari. Dira adalah salah satu pengaja toilet umum di Stasiun Palmerah.

Ia tak malu bekerja sebagai penjaga toilet apalagi kini masih menyandang status mahasiswi salah satu perguruan tinggi. Dira mengaku, pendapatannya setiap bulan bisa ia sisihkan untuk membiayai kuliahnya.

Baca: Depan Gedung DPR Dipenuhi Ribuan Mahasiswa, Jalan Gatot Subroto Arah ke Slipi Ditutup

“Untuk sekarang ini cukuplah untuk biaya sehari-hari.Bisa bantu orang tua, bayar uang kuliah juga. Gaji sesuai dengan UMR," Dira menjelaskan saat ditemui Senin (23/9/2019).

Selain Dira, ada Herdi (22 tahun) leader staf kebersihan dan penjaga toilet di stasiun Palmerah. Ia sudah bekerja sebagai staf kebersihan atau penjaga toilet ini lebih dari empat tahun. Selama bekerja Herdi mengaku gaji yang ia terima cukup untuk kehidupan sehari-harinya.

Baca: Selain Adian Napitupulu, Ini Tokoh dan Parpol yang Tak Ngebet jadi Menteri Jokowi, Satunya Gubernur

“Saya hampir lima tahun bekerja sebagai penjaga toilet. Empat tahun di Kebayoran dan lima bulan disini. Selama ini untuk gaji ya termasuk ok lah, gaji saya untuk sebulannya 4 juta berbeda dengan staf kebersihan yang lainnya karena saya leader,” aku Herdi.

Dilansir dari Kompas, upah minimum Provinsi DKI Jakarta pada 2019 ditetapkan di angka Rp.3.940.973. Jumlah ini naik 8,03% dari UMR tahun 2018 sebesar Rp.3.830.436.

Sebagai petugas kebersihan dan penjaga toilet Dira maupun Herdi bertanggung jawab semua kebersihan di toilet. Dan harus membersihkan toilet setiap saat agar para penumpang KRL tetap nyaman selama menggunakan toilet.