KBM UIN Gelar Mimbar Bebas Sebagai Bentuk Aksi Solidaritas Korban Demonstrasi di Gedung DPR
"Hari ini kita panggung solidaritas, berpuisi meluapkan emosi dampak korban dari aksi demonstrasi kemarin," ujar Mufti Arif
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG SELATAN - Apabila usul ditolak tanpa ditimbang. Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan.
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan. Maka hanya ada satu kata: lawan!"
Kata-kata itu diucapkan seorang mahasiswa yang membacakan puisi 'Peringatan', karya Wiji Thukul di mimbar bebas yang diadakan keluarga besar mahasiswa (KBM) UIN Jakarta di kampusnya di bilangan Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), Kamis (26/9/2019).
• Selingkuh, Emak-emak Ini Kakinya Diikat Lalu Diseret, Ini Kronologinya
Wiji Thukul adalah penyair bernas dan kerap mengkritik pemerintah lewat syair-syairnya yang tajam.
Sampai saat ini, ia dinyatakan hilang dan belum kembali sejak krusuhan 1998 yang menurunkan presiden Suharto dari singgasananya.
Seolah hendak menyuarakan semangat yang sama, mimbar sederhana setinggi tak sampai setengah meter itu silih berganti diisi mahasiswa yang hendak berpidato membaca puisi atau bernyanyi untuk mengekspresikan rasa solidaritasnya.
• Giliran Puluhan Anak Punk Demo di Depan Gedung DPR, Gelisah hingga Curhat ke Polisi
Solidaritas itu disampaikan kepada mahasiswa dan pelajar yang menjadi korban luka akibat tindakan represif aparat kepada pendemo di area gedung DPR MPR Jakarta.
Selain untuk korban luka, melalui mimbar itu, para mahasiswa UIN Jakarta juga ingin meminta kepada aparat kepolisian yang menahan kawan mereka selepas demo besar-besaran itu.
"Hari ini kita panggung solidaritas, berpuisi meluapkan emosi dampak korban dari aksi demonstrasi kemarin," ujar Mufti Arif, Koordinator KBM UIN Jakarta.
Mufti juga mengatakan, mimbar bebas itu akan menggelar doa bersama untuk korban luka dari demo yang berujung kericuhan itu agar segera sembuh.
"kita akan menutupnya dengan doa berkabung bersama kepada korban yang di rumah sakit korban luka-luka maupun korban jiwa," jelasnya.
Mufti mengatakan, puluhan mahasiswa UIN Jakarta harus mendapat perawatan medis setelah terlibat kericuhan pada demo tersebut.
"Sampai hari ini masih ada yang dirawat bahkan ada kawan kita yang kakinya nyaris patah," jelasnya. (Ferdinand Waskita)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: KBM UIN Jakarta Gelar Mimbar Bebas, Suarakan Solidaritas untuk Korban Demo DPR
Tutup Jalan Menteng Raya
Massa mahasiswa dari ikatan mahasiswa Muhammadiyah memblokade Jalan Menteng Raya, tepatnya di depan gedung PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, sekira pukul 21.00 WIB, Kamis (26/9/2019).
Arus lalu lintas dari Jalan Menteng Raya menuju Tugu Tani pun tak dapat dilintasi kendaraan roda dua dan empat.
• 2 Kali Tolak Perppu KPK, Jokowi Akhirnya Luluh Usai Dengar Ucapan Mahfud MD: Genting!
• Selingkuh, Emak-emak Ini Kakinya Diikat Lalu Diseret, Ini Kronologinya
• Giliran Puluhan Anak Punk Demo di Depan Gedung DPR, Gelisah hingga Curhat ke Polisi
Pada pukul 21.05, mobil putih-oranye bertuliskan 'police' dihantam oleh massa aksi.
Di sana, mereka menyuarakan tuntutan kepada Kapolda Sulawesi Selatan untuk menuntas kasus penembakkan yang dialami mahasiswa Muhammadiyah, Randi.
"Polisi jahat, teman kami mati tertembak. Hukum harus ditegakkan," seru satu di antara mahasiswa Muhammadiyah, di lokasi.
Hingga berita ini diturunkan, massa aksi masih melakukan unjuk rasa. (Muhammad Rizki Hidayat)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: Pukul 21.00 WIB, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Blokade Jalan Menteng Raya Jakarta
Tewas saat berunjuk rasa
Satu mahasiswa tewas Universitas Haluoleo (UHO), Kendari, Sulawesi Tenggara, tewas saat demo di DPRD Sultra, Kamis (26/9/2019).
Kabid Humas Polda Sultra AKBP Harry Golden Hart mengatakan, terdapat luka di dada korban.
"Ada bekas luka di dada sebelah kanan. Kita belum memastikan luka tersebut karena apa," ujar Harry saat diwawancarai Kompas TV, Kamis.
Saat ini jenazah mahasiswa itu akan dibawa dari Rumah Sakit Korem ke RS Kendari
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Satu Mahasiswa UHO Tewas Saat Demo di Gedung DPRD Sultra
Rusuh di Kantor DPRD Sulbar, Sejumlah Mahasiswa Diamankan Polisi
Sejumlah mahasiswa yang terlibat kerusuhan saat unjuk rasa di kantor DPRD Sulbar diamankan aparat kepolisian, Kamis (26/9/2019).
Mereka yang diamankan polisi diduga sebagai provikator kericuhan.
Kerusuhan tersebut dipicu sejumlah mahasiswa melakukan pembakaran kursi plastik yang disedikan untuk tamu pelantikan Anggota DPRD di lapangan depan gedung DPRD Sulbar.
Kapolresta Mamuju AKBP Mohammad Rivai Arvan saa dikonfirmasi mengatakan, mahasiswa yang diamankan sebanyak tiga orang, dan beberapa dibawa ke rumah sakit Bhayangkara Mamuju karena mengalami cedera.
Di Depan Hamzah, Ketua Tim Penjaringan DPD II Golkar Bulukumba: Ingin Jamal Jadi Pemimpin Bulukumba
Ini 7 Tempat Wisata dengan Kisah Mistis di Surabaya, Angker! Berani ke Sana?
Terciduk Suami Sah, Sang Istri Histeris Panggil Nama Selingkuhan Mas Suhar, Cek Video!
"Yang jelas anggota saya juga ada satu yang cedera. Yah itu tak masalah karena itulah dinamikan dan resiko pengamanan,"katanya.
Sebelumnya, kata Arvan, menegaskan kepada mahasiswa jika melakukan anarkis akan ditangkap dan ditindak, karena sudah melakukan pelanggaran hukum.
"Kita akan selesaikan dengan kekeluargaan, saya tahu juga adek-adek mahasiswa dalam keadaaan emosi terbakar, tapi ingat ini melanggar hukum, jadi saya minta mereka berhenti,"ujarnya.
Arvan juga menegaskan, jika ditemukan anggotanya salah akan ditindak, namun jika benar karena melakukan penangkapan akan ia belah.
"Terima kasih yang tidak melakukan anarkis, yang anarkis tolong pikir-pikir lagi lah, karena negaea ini punya kita sendiri,"katanya.
Arvan menuturkan, pihaknya sudah membangun komitmen dengan mahasiswa sebelum turun di jalan untuk tidak melakukan anarkis dengan syarat keinginan mereka untuk menemui pimpinan DPRD Sulbar setelah pelantikan.
"Saya juga berjanji , akan buat nyaman mereka dalam menyampaikan orasi. Polisi bahkan saya suruh mundur di pintu masuk," katan6ya.
"Itu untuk memenuhi keinginan mereka masuk di halaman gedung DPRD. Untuk menemui tujuanny. Bahkan ada pak Kapolda dan Danrem ikut temui mereka,"ucap Arvan.
Arva mengarakan anarkis disebabkab, mahasiswa tidak sabaran. Sebab surat yang mereka minta sudah dibuat namun belum ditanda tangani oleh pimpinan DPRD, karena keburu pulang.
"Sebenarnya tidak susah, tinggal diantara lagi, karena tidak sabar sambil menunggu, ada yang bakar kursinya tamu yang disewa oleh DPRD, orang yang punya kursi itu ada disitu," katanya.
"Sehingga melawan, akibatnya ribut, datang polisi melarai. Nah yang melakukan pembakaran ditangka polisi, kalau melawan yang dilumpuhkan,"tuturnya.
Di Depan Hamzah, Ketua Tim Penjaringan DPD II Golkar Bulukumba: Ingin Jamal Jadi Pemimpin Bulukumba
Ini 7 Tempat Wisata dengan Kisah Mistis di Surabaya, Angker! Berani ke Sana?
Terciduk Suami Sah, Sang Istri Histeris Panggil Nama Selingkuhan Mas Suhar, Cek Video!
Soal beberapa yang cedera hingga dibawa ke rumah sakit, menurutnya, itu adalah bagian dari resiko, sebab melakukan perlawanan saat berusaha ditenangkan.
"Cobe berhenti dan diam, apa dipukul, kan tidak. Anggota saya juga ada yang cedera bagian hidungnya,"ujarnya.
Arvan mengaku menyesalkan tindakan sejumlah mahasiswa, sehingga pihaknya menghimbau mahasiswa untuk pulang.
"Kita suruh pulang, saya katakan kalian melanggar komitmen yang kita buat semalam, makanya saya suruh anggota usir semua," ujar dia.
"Sudah kalian pulang, setelah itu nanti kita bicarakan, pokoknya kita selesaikan semua,"tuturnya.