Ingat Orangtua, Pelajar dari Rangkasbitung Batal Ikut Demo dan Ikuti Saran Pulang
Massa pelajar dari Rangkasbitung ingin kembali ke tempat asalnya dan menggunakan KRL Commuterline, di Stasiun Palmerah, Jakarta Barat.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Massa pelajar dari Rangkasbitung ingin kembali ke tempat asalnya dan menggunakan KRL Commuterline, di Stasiun Palmerah, Jakarta Barat, pada sekira pukul 11.35 WIB, Senin (30/9/2019).
Satu di antaranya, Faisal (16), mengatakan diminta pulang oleh seorang anggota TNI.
Kata Faisal, anggota TNI tersebut memberikan nasihat kepadanya tentang orang tua, khususnya ibu.
"Pak TNI bilang, 'pulang saja, ingat ibu di rumah kasihan.' Saya disuruh pulang sama TNI. Saya keingatan orang tua jadinya. Benar juga kata pak TNI," kata Faisal, di area Stasiun Palmerah.
Faisal dan puluhan kawan-kawannya pun telah membeli tiket KRL Commuterline.
"Iya, jadi pulang," ucapnya.
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi pada sekira pukul 12.01 WIB, kereta yang ditumpangi mereka telah berangkat ke arah Rangkasbitung.
Namun, masih ada beberapa massa pelajar di dekat jembatan penyeberangan orang (JPO) Stasiun Palmerah.
Baca: Bagikan Momen Kebersaman dengan Krisdayanti dan Anggota DPR Terpilih, Mulan Jameela Disorot
Baca: Dikabarkan Bakal Ada Demo Lagi, Kondisi Terkini Lalu Lintas di Depan Gedung DPR RI
Pelajar di Depok janjian lewat pesan singkat
Jajaran Polresta Depok berhasil mengamankan puluhan pelajar yang hendak mengikuti aksi demo di DPR RI.
Puluhan pelajar tersebut, diamankan dari sejumlah lokasi dan tengah menumpang truk bak terbuka.
Tak hanya pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA), sejumlah pelajar yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) pun turut diamankan.
Dari belasan handphone yang disita milik pelajar, terungkap bahwa mereka telah janjian untuk ke DPR melalui pesan grup di aplikasi Whatsapp.
"Iya itu handphone saya, tapi saya mah ikut-ikut doang ke DPR janjian di grup," ujar salah seorang pelajar mengakui ketika diamankan di Mapolresta Depok, Pancoran Mas, Kota Depok, Senin (30/9/2019).
Dalam chat tersebut, tertulis dari salah seorang pelajar untuk kumpul di kediamannya sebelum berangkat.
"Ke home gua dulu sini pada-pada," tulisnya dalam pesan di grup aplikasi whatsapp.
Saat ini, puluhan pelajar tersebut tengah diamankan dan didata di Mapolresta Depok, dan menunggu pada orang tuanya datang untuk menjemputnya.
Polisi Amankan Puluhan Pelajar di Depok yang Hendak Ikut Aksi Demo di DPR RI
Puluhan pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) hingga sekolah Menengah Pertama (SMP) digiring ke Mapolresta Depok, setelah diamankan dari sejumlah lokasi.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, puluhan pelajar tersebut diamankan dari kawasan Jalan Margonda, Beji, Kota Depok, dan kawasan Jalan Dewi Sartika, Pancoran Mas.
Mereka diamankan, ketika berada di pinggir jalan raya hingga sedang menumpang mobil truk terbuka.
"Gak tahu saya mah diajak doang ikut ke DPR RI katanya," ujar salah seorang pelajar ketika diamankan di Mapolresta Depok, Senin (30/9/2019).
Pantauan TribunJakarta.com, puluhan pelajar yang diamankan berasal dari beberapa sekolah di Kota Depok dan Bogor.
Bahkan, ada beberapa diantara mereka yang terlihat mengenakan pakaian bebas tanpa seragam dan atribut sekolahnya.
Saat ini, sejumlah pelajar tersebut tengah didata asal sekolahnya satu persatu oleh petugas Kepolisian.
Terima Laporan Ajakan Demo, KPAI Minta Orangtua Jemput Siswa di Sekolah
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) telah menerima laporan terkait adanya ajakan demo yang ditujukan kepada para siswa di beberapa wilayah.
Hal ini disampaikan oleh Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti dalam keterangannya kepada awak media mengenai kabar aksi yang rencananya akan dilakukan hari ini.
"Pagi ini KPAI mendapatkan laporan masyarakat berupa poster-poster ajakan aksi demo besar pada 30 September 2019 pukul 13.00 WIB. Pada pukul 08.00 WIB tadi, KPAI juga mendapatkan pengaduan melalui aplikasi WhasApp (WA) terkait 119 daftar SMK yang diduga berada di wilayah kewenangan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten," kata Retno dalam keterangannya, Senin (30/9/2019).
Ia mengatakan, bahwa pihaknya telah menerima pengaduan melalui aplikasi Whatsapp ada sebanyak 119 sekolah yang diduga berada di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten akan ikut dalam aksi tersebut.
Kendati demikian, ia meminta kepada seluruh pihak baik Kepala sekolah, Wakil Kepala Sekolah, dan orangtua untuk mengambil tindakan.
Yakni untuk melakukan kordinasi dengan saling berkabar antara orangtua dan sekolah mengenai keberadaan anak.
Khususnya saat jam pulang sekolah.
"Kalau perlu orangtua langsung menjemput ke sekolah di jam pulang nanti," kata Retno.
Sebelumnya, sejumlah pelajar berseragam Pramuka, dan kemeja putih melakukan aksi rusuh di sekitar Gedung DPR RI pada beberapa hari lalu.
Menuntut DPR untuk menolak RUU KPK dan RKHUP, mereka melakukan pelemparan batu ke arah petugas sehingga menyebabkan aparat menembakan gas air mata untuk membubarkan massa.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Disarankan Pulang, Massa Pelajar dari Rangkasbitung kembali Naik Kereta dari Stasiun Palmerah,