Laporan wartawan magang Yosi Vaulla Virza
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Harmonika dalam genggamannya. Pengamen tua ini naik dan turun angkutan umum untuk mengamen, panas terik matahari tak menyurutkan kesehariannya untuk mencari rejeki.

Slamet nanamya. Salah satu dari warga Jakarta yang berprofesi menjadi pangamen. Hanya satu alat musik yang dibawanya sehari-hari, Harmonika. Menemaninya mengamen dari satu angkutan umum ke angkutan umum lainnya. Pria berusia 58 tahun ini tetap semangat meniup Harmonika miliknya, menemani para penumpang di jalanan Jakarta yang macet.

Baca: Isak Tangis Keluarga Saat Jenazah Deri, Korban Penikaman di Wamena Papua Tiba di Rantepao

Memabawakan dua buah lagu dengan amat fasih, salah satunya lirik lagu nasional, Maju Tak Gentar dan beberaa syair lagu yang lain. "Kadang dua atau tiga lagu, judul-judul lagu yang saya bawakan lupa, hanya hafal saja," katanya saat ditemui, Senin (14/10/2019).

Terlihat, ia mengeluarkan kantong plastik yang akan digunakan untuk menerima uang dari penumpang. Slamet biasanya menunggu angkutan umum seperti kopaja dan angkot di daerah Stasiun Tanah Abang dan berpindah untuk mengamen di sarana transportasi yang lain.

Biasanya beliau mengamen setiap hari, dari pukul 9 pagi dan pulang ke rumah sekira pukul 19.00 malam. 

Baca: Bupati Indramayu Tiba di Gedung KPK Pukul 06.00

Baca: POPULER Viral Pria Syok Berat Temukan Bayi di Jalan Tol, Ternyata Cucu Sendiri yang Dibuang Putrinya

Slamet mengaku sebagai pengamen penghasilannya tidak banyak. Namun, hal itu tidak membuatnya merasa susah dan capek, malah merasa senang. Slamet kemudian tertwa kecil mengungkapkan alasannya mengapa ia senang menjadi pengamen.

Baca: Dugaan Korupsi di Dinas PU, KPK Tangkap Tangan Bupati Indramayu dan Ajudannya

"Membantu orang jadi bahagia, dengan lagu yang saya mainkan itu sudah membuat saya senang," ujarnya semringah.