Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Operasi Pemisahan Kembar Siam Ardi dan Ardan Ditangani 30 Dokter Spesialis

Operasi pemisahan kembar siam Ardi dan Ardan direncanakan Sabtu (16/11) di Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Operasi Pemisahan Kembar Siam Ardi dan Ardan Ditangani 30 Dokter Spesialis
Tribunnews.com/Apfia Tioconny Billy
Berry dan Hesti, orangtua dari bayi kembar siam Ardi dan Ardan saat ditemui di RS Anak Bunda Harapan Kita, Senin (4/11/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Operasi pemisahan kembar siam Ardi dan Ardan direncanakan Sabtu (16/11) di Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita.
Operasi besar tersebut akan melibatkan 30 dokter spesialis dari berbagai rumah sakit. Otoritas RASB Harapan Kita menjelaskan banyaknya dokter yang dilibatkan dalam operasi pemisahan tersebut lantaran operasi yang memang tidak akan mudah.

Operasi pemisahan kembar siam sangat kompleks sehingga harus melibatkan banyak disiplin ilmu, tenaga medis, tenaga kesehatan dan tenaga perawat dengan jumlah banyak.

Baca: MA Anulir Perpres Penyebaran Dokter Spesialis ke Daerah Terpencil, DPR: Harus Ada Insentif

Tenaga medis yang terlibat dalam pemisahan Ardi dan Ardan ialah spesialis bedah anak, spesialis bedah thorax kardio vaskular, spesialis bedah plastik, spesialis patologi klinik dan spesialis rehabilitasi medik.

Direktur RSAB Harapan Kita dr. Didi Danukusumo mengatakan dokter-dokter spesialis dari rumah sakit lain juga dilibatkan dalam operasi pemisahan ini. "RSAB Harapan Kita akan dibantu beberapa tenaga medis spesialis dari rumah sakit luar antara lain, Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, RSCM, Pusat Kanker Nasional Dharmais, RSPAD Gatot Subroto," kata Didi.

Baca: Bayi Kembar Siam Ardi dan Ardan Akan Jalani Operasi Pemisahan

Didi menjamin pada hari Sabtu itu seluruh tenaga medis di rumah sakit tersebut akan memusatkan perhatian kepada operasi pemisahan Ardi dan Ardan. Jika berhasil maka operasi Ardi dan Ardan akan menjadi operasi keempat pemisahan kembar siam di RSAB Harapan Kita.

Sebelumnya RSAB Harapan Kita telah melakukan operasi kepada bayi kembar siam dempet perut tahun 1981, pemisahan bayi kembar siam dempet perut dan tulang dada tahun 2016 dan pemisahan bayi kembar siam dempet kepala tahun 2017.  "Syukur ketiga operasi tersebut berjalan lancar dan membuat bayi tumbuh normal hingga dewasa," kata Didi.

Bayi kembar siam asal Tangerang ini memiliki berat 14 kilogram. Namun, kondisi tubuh Ardan lebih besar ketimbang kembarannya. "Ardan lebih besar dari Ardi. Ardan 60 persen dan Ardi 40 persen," ucapnya.

Baca: Sejak Hamil Tahu Bayinya Kembar Siam, Sang Ibu Tak Sanggup Ceritakan Suka Duka Merawat Ardi Ardan

Berita Rekomendasi

Ketua tim medis yang mengkoordinir operasi Ardi Ardan, dr Alexandra, SpBA menyebut operasi pemisahan organ hati kembar siam Ardi dan Ardan diperkirakan akan memakan waktu sekitar 16 jam.

"Saat ini bagian menempel perut dan bagian dada tulang saja yang menempel, bagian lain terpisah. Bagian yang menempel Ardi dan Ardan ialah hatinya yang menempel," kata Alex.

Baca: Bayi Kembar Siam Ardi dan Ardan Akan Jalani Operasi Pemisahan

Sebelum melakukan operasi, Alex mengatakan, saat ini pihaknya terus memantau kondisi dari pasangan bayi kembar siam tersebut. "Sampai saat ini kedua anak baik karena imunisasi berjalan baik," kata Alex.

Galang Dana

Orang tua Ardi dan Ardan Hesti Novianti membuka penggalangan dana di platform penggalangan dana Kitabisa.com untuk bisa melakukan operasi pemisahan bayi kembarnya. Penggalangan dana yang dibuka 23 Agustus 2019 lalu viral hingga membuat mereka mampu mengumpulkan dana sebesar Rp1,1 Miliar untuk operasi Ardi dan Ardan.

Baca: 16 Jam Operasi Pemisahan Ardi dan Ardan, Dipisah Bagian Dada, Perut Hingga Hati

Hesti Novianti mengaku, operasi anaknya memang tidak ditanggung BPJS. "Kebetulan ada donatur dari berbagai pihak yang membantu," kata Hesti saat ditanyai perwarta.

Ketua Tim Penanganan Operasi, dr Johanes Edy Siswanto mengatakan biaya operasi pemisahan Ardi dan Ardan sudah terpenuhi. "Kalau dulu, tahun 2017, estimasi biaya Rp 800 juta, perkiraan tahun ini, kisaran Rp 1 miliar sampai Rp 1,18 miliar," kata Edy.(Tribun Network/des/ega/fia/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas