Kasus Mayat Dalam Koper di Bogor: Tak Terekam dalam e-KTP, Berikut Ciri-ciri Fisiknya
Kompol Didik Purwanto menyebut pihaknya kesulitan mengungkap identitas korban sebab sidik jarinya tidak terdeteksi dalam e-KTP
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Kasus mayat dalam koper yang ditemukan di Kampung Teluk Warung, Desa Curug Bitung, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor masih terus ditindaklanjuti aparat kepolisian.
Hingga kini, identitas mayat tersebut masih menjadi misteri.
Baca: Mayat Dalam Koper Sudah Membusuk, Ketuahuan Karena Pembungkus Jebol
Berdasarkan hasil identifikasi polisi terhadap jasad mayat pria ini, korban memiliki ciri khusus di tubuhnya, yakni ada luka bekas jahitan operasi di bagian perut dan kaki kanannya.
Pria ini ditemukan di dalam koper berwarna biru tua merek Passport.
Mayat dalam koper ini juga mengenakan stelan jas hitam merek Liana Esse made in Italia.
“Sampai saat ini belum ada yang datang,” kata Kasubag Humas Polres Bogor AKP Ita Puspita Lena kepada TribunnewsBogor.com, Selasa (12/11/2019).
Wakapolres Bogor, Kompol Didik Purwanto menyebut pihaknya kesulitan mengungkap identitas korban sebab sidik jarinya tidak terdeteksi dalam e-KTP.
“Kita belum ketahui identitasnya. Kita juga sudah lakukan pemeriksaan dengan alat e-KTP, namun belum muncul juga. Dan kami masih dalami baik dari reskrim dan polsek,” kata Kompol Didik Purwanto.
Polres Bogor sendiri sudah menyebar ciri-ciri dari mayat dalam koper. Pria yang ditemukan tewas ini memiliki ciri badan dengan tinggi 183 cm.
Umurnya diperkirakan di atas 40 tahun.
Dalam mengungkap kasus mayat pria dalam koper, penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Bogor sudah memeriksa enam orang saksi.
Baca: Warga Bogor Digemparkan Temuan Mayat dalam Koper, Diikat Plester dan Dibungkus Selimut
Sampai saat ini pun polisi masih melakukan penyelidikan terkait temuan mayat misterius yang diduga dibunuh tersebut.
“Tim masih di lapangan,” kata Ita Puspita Lena.
Diduga Diracun
Sementara itu, Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati Kombes Edy Purnomo mengatakan pihaknya mengambil sampel seluruh cairan tubuh pada jasad yang ditemukan Minggu (10/11/2019) siang ini.
“Cairan urine, mulut, semua sampel cairan untuk pemeriksaan toksikologi (racun). Tapi kita lihat nanti, apakah ada indikasi ke sana, tergantung dari penyidiknya,” kata Edy di RS Polri Kramat Jati, Senin (11/11/2019).
Baca: Kuasa Hukum Pemutilasi Guru Honorer Sebut Perbuatan Kliennya Pembunuhan Murni dan Bukan Mutilasi
Meski dari pemeriksaan awal terdapat luka yang diduga hantaman benda tumpul pada bagian kepala dan wajah korban.
Edy menuturkan pemeriksaan korban yang diperkirakan dibunuh 5 hari sebelum ditemukan tewas akibat diracun tetap memungkinkan.
Baca: Peragakan 38 Adegan Mutilasi Guru Honorer dalam Koper di Kediri, Tersangka Aris Kerap Menangis
“Karena bisa saja dibekap terus diracun, kita melengkapi semua pemeriksaan.
Kalau penyidik bilang ada proses keracunan ya kita dalami, kalau tidak ya berhenti,” ujarnya.
Matanya tak ada
Baca: Pemutilasi Guru Honorer Kediri Bakar Bajunya yang Terkena Darah di Blitar, Sang Ibu Lihat Aksinya
Salah satu saksi yang diperiksa polisi yakni tukang ojek pangkalan bernama Adang. Ia yang menemukan tas koper berisi mayat saat melintas di lokasi tersebut pada Minggu (10/11) sekitar pukul 13.00 WIB.
Saat itu, ia melihat ada koper tergelatak di bawah pohon semak-semak hutan pinus.
Saat didekati, Adang melihat di koper tersebut banyak dikerumuni lalat dan mengeluarkan bau tak sedap.
Merasa curiga dengan temuan itu, Adang lantas panik dan memanggil warga bernama Didi Suswandi (42).
Namun, Didi dan Adang kaget saat melihat dari jarak dekat yang berada di dalam koper tersebut.
Mereka melihat kaki manusia keluar dari resleting koper yang sobek.
“Iya yang nemuin si ojek (Adang) jadi siang-siang itu dia cari-cari saya katanya ada koper, terus minta temenin ke atas (hutan pinus) kita lihat bareng-bareng dan kita cek lebih dekat ada kaki keluar, jadi resleting (koper) itu jebol,” ucap Didi Suswandi (42).
Didi menuturkan dirinya sama sekali tak menyangka ada mayat yang dibuang di tempat tersebut.
Padahal sehari sebelumnya, anaknya sempat mencium bangkai namun ia tak menaruh curiga.
“Kalau baunya sih kecium tapi enggak curiga kalau bangkai orang, kita menyangkanya bau bangkai anjing. Nah baunya malam Minggu (10/11/2019) kita menduga dibuang itu malam Sabtu (9/11/2019) karena waktu hari Jumat itu belum ada bau,” ungkapnya.
Didi lalu meminta istrinya memanggil polisi menggunakan sepeda motor.
Saat dibuka, kata dia, di dalam koper tersebut ternyata berisi sosok mayat dibungkus plastik hitam, lalu dilapisi selimut, dan dililit plester putih.
“Pas dibuktikan oleh polisi itu benar kakinya manusia, saat dibuka kopernya ada 3 lapis, pertama bungkus plastik hitam terus selimut warna kotak-kotak dan tubuhnya dililit plester mulai dari mulut sampai kaki posisinya membungkuk,” tambahnya.
Baca: Rekonstruksi Mayat dalam Koper, Terungkap Cara Pelaku Mutilasi Budi Hartanto Hilangkan Barang Bukti
Didi semakin terkejut ketika jasad korban telah dikeluarkan dari dalam koper.
“Jadi pas dibuka itu matanya sudah enggak ada mungkin karena sudah lama. Jadi dugaan kita Jumat malam Sabtu kayaknya dibuang, soalnya Jumat enggak ada bau sama sekali,” katanya.
Penulis: Dedy
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul: Tak Terdata di E-KTP, Polisi Kesulitan Ungkap Identitas Pria Dalam Koper yang Mengenakan Stelan Jas