TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sistem pola pendidikan berkelanjutan di klub pencinta alam ELPALA SMA 68 yang menekankan aspek keselamatan dalam melakukan kegiatan di alam bebas akan dijadikan role model bagi kelompok pencinta alam SMA di Jakarta.

Demikian dikatakan Kepala Seksi Peserta Didik dan Pengembangan Karakter Peserta Didik Disdik DKI Jakarta, Taga Radja Gah ketika menghadiri pelantikan anggota baru kelompok pencinta alam SMA 68 di air terjun Cibeureum, Gunung Gede, Jawa Barat, Minggu, (22/12/2019).

"Kami akan meminta kepala sekolah di DKI Jakarta agar mendukung kegiatan pencinta alam di sekolah masing-masing," tegas Taga Radja.

Taga Radja mengaku merasa salut dengan sistem pendidikan Elpala yang dititik beratkan pada teknis-teknis pendakian seperti navigasi darat, survival dan lain-lain. Terlebih sejak tahun 2004 untuk pertama kalinya sebagai organisasi pencinta alam tingkat SMA, Elpala menghilangkan dan melarang pendidikan dengan pola semi militer termasuk bullying dan perkusi.

"Untuk pertama kalinya pelantikan pencinta alam SMA dihadiri langsung oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta," ungkap Taga Radja. 

Ditambahkannya pula, tidak hanya pada saat pelantikan, Dinas Pendidikan DKI Jakarta juga turut serta melepas keberangkatan calon anggota Elpala dari sekolah SMA 68.

Hal ini menunjukan komitmen dirinya di dalam upaya mengembangan kegiatan pencinta alam agar menjadi kegiatan yang positip dan terarah.

Sementara itu Pendiri Elpala SMA 68 Dar Edi Yoga mengungkapkan bahwa pendidikan dasar Elpala lebih difokuskan pada pengembangan diri para calon anggota dalam kegiatan alam bebas. Pasca pendidikan dasar, para anggota juga kembali mendapatkan pendidikan lanjutan berupa pengelolaan organisasi dan spesialisasi kegiatan alam bebas seperti Panjat Tebing, Arung Jeram dan Pendakian Gunung.

Kegiatan pelantikan anggota Elpala SMA 68 dihadiri Pembina Elpala Sukma Erawan, para alumni, orang tua anggota baru Elpala, para pelatih dari Wanadri, Montana dan Fasta