Selamat Natal dari Gereja Santa Clara Bekasi
Selama 20 tahun terakhir, umat katolik di Bekasi Utara harus merayakan Natal di sebuah kapel di kawasan Ruko dekat pasar.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Selama 20 tahun terakhir, umat katolik di Bekasi Utara harus merayakan Natal di sebuah kapel di kawasan Ruko dekat pasar.
Kini mereka sangat bersyukur bangunan gereja telah berdiri sehingga bisa digunakan untuk merayakan Natal dengan lebih hikmat dan nyaman.
Tribunnews.com sempat mengikuti perayaan misa malam Natal pertama di Gereja Santa Clara, Selasa (24/12/2019) kemarin. Ribuan umat antisuas pertama kalinya menyelenggarakan Natal di dalam gereja.
Sedari pukul 16.00 WIB atau satu jam sebelum misa malam Natal pertama dimulai, berbondong-bondong umat sudah memasuki gereja.
Baca: Kumpulan Quotes Natal dalam Bahasa Inggris Beserta Terjemahan, Bisa Dijadikan Caption Media Sosial
Baca: Gubernur Emil Sambangi Gereja di Bandung di Malam Natal, Kita Doakan Indonesia Selalu Aman
Baca: Tradisi Perayaan Natal Unik di Dunia: Filipina Punya Ibukota Natal, Orang Jepang Pergi ke KFC
Mendekati pukul 17.00 WIB, misa malam Natal pertama, areal dalam gereja hingga ke lantai dua sudah disesaki ribuan umat.
Padahal area utama Gereja Santa Clara memiliki daya tampung sekitar 1500 orang. Alhasil umat lainnya harus rela duduk lesehan di luar gereja serta duduk di area basement.
Umat yang duduk di luar gereja bisa tetap mengikuti perayaan malam Natal melalui layar yang khusus disediakan oleh panitia.
Meski dari layar, misa malam Natal tetap berlangsung hikmat dan penuh syukur jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, bernatalan dengan sederhana di komplek ruko.
Misa kali ini dipimpin oleh Romo Anselmus Haloho OFMCap, berlangsung selama kurang lebih dua jam, pukul 17.00-19.00 WIB.
Dalam kotbahnya, Romo Anselmus mengatakan manusia sama seperti pohon Natal yang terbuat dari barang bekas, manusia juga didaur ulang oleh Tuhan.
"Kenapa kita daur ulang sampah jadi pohon terang (pohon Natal) ? Karena begitulah diri kita dibuat oleh Tuhan. Kita penuh dosa, dimata Tuhan kita adalah sampah, tinggal dibuang ke neraka," ujarnya.
"Tapi Yesus Kristus Putera Allah rela turun ke dunia, mendaur ulang diri kita dengan cahayanya menjadi pohon terang. Itulah yang terjadi dalam penebusan. Itu simbol pohon terang. Lakukanlah demikian di rumah kita, daur ulang sampah jadi pohon terang yang indah. Disitu ada diri kita masing-masing. Selamat Natal" tambah Romo Anselmus.
Untuk diketahui Gereja Santa Clara semula adalah sebuah stasi bernama Yohanes Pemandi yang terletak di wilayah Seroja dari Gereja Santo Arnoldus Janssen, Paroki Bekasi.