Cipinang Melayu Rawan Banjir, Ahli Tata Kota: Kurang Pas untuk Rumah, Mau Pakai Pompa Sekalipun
Topografi Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur, terlalu rendah hingga rawan banjir dan tak layak dijadikan rumah. Begini kondisi terkininya.
Penulis: Ifa Nabila
Editor: Ayu Miftakhul Husna
"Memang harus ada upaya lebih untuk bisa menyelamatkan itu. Jadi, beberapa titik lokasi di Jakarta ini memang sangat rentan," kata Yayat.
"Jadi mau pakai pompa pun harus memang pompa yang besar dan sebagainya," imbuhnya.
Dalam tayangan tersebut, Yayat juga mengimbau seluruh elemen masyarakat harus mempelajari ilmu langit atau ilmu mengenai cuaca agar kelak bisa lebih bersiap jika banjir melanda.
"Ini menarik, sebetulnya kita belajar ilmu langitnya dulu. Ramalannya sudah menunjukkan intensitas curah hujan cukup tinggi," ujar Yayat.
Yayat menyebut, jika terjadi hujan lebat di Jakarta dengan intensitas curah hujan tertentu selama dua jam saja maka sudah bisa dipastikan akan banjir.
Ia menyebut prakiraan itu sudah terbukti di akhir tahun 2019 lalu di mana hujan lebat terjadi di Jakarta dan menyebabkan jalanan tergenang.
"Sebetulnya harus ada memahami fakta terlebih dahulu, Jakarta di intensitas 50-100 dalam kategori hujan lebat durasi dua jam saja itu sudah tergenang," kata Yayat.
"Kita belajar dua minggu yang lalu, 19 titik jalan tergenang sama sekali," sambungnya.
Berdasarkan pengalaman banjir yang sudah-sudah, Yayat menyimpulkan, wilayah Jakarta memang rentan banjir ketika ada peningkatan curah hujan.
"Nah itu menunjukkan, kita rentan terkait dengan peningkatan curah hujan yang cukup tinggi dalam waktu yang cukup panjang," jelas Yayat.
Yayat pun mengimbau seharusnya seluruh lapisan masyarakat dari pemerintah, instansi terkait, hingga penduduk bisa lebih memahami informasi terkait cuaca.
"Jadi yang menjadi pertanyaan lebih lanjut, sejauh mana informasi-informasi yang diberikan dari BMKG itu, ibaratnya ilmu langitnya baru nyambung enggak dengan di daratnya?" ujar Yayat.
"Dengan institusi di tingkat lokal, pemerintah daerah, institusi lapangan."
Agar kejadian serupa tak terulang, Yayat mengajak masyarakat untuk memperdalam ilmu mengenai cuaca.