Tekan Curah Hujan, BPPT Diminta Lakukan Modifikasi Cuaca di Jabodetabek
Pihaknya pun tengah melakukan persiapan untuk melakukan pergeseran hujan melalui penyemaian garam atau Natrium Klorida (NaCl)
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT Tri Handoko Seto mengaku diminta menerapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengurangi volume air hujan di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
"Hasil rapat tadi memutuskan salah satunya BPPT diminta untuk segera melakukan operasi TMC, guna mengurangi curah hujan penyebab banjir Jabodetabek," ujarnya, Kamis pagi.
Saat ini, kata Seto, pihaknya pun tengah melakukan persiapan untuk melakukan pergeseran hujan melalui penyemaian garam atau Natrium Klorida (NaCl) ke daerah yang tidak mengalami potensi hujan tinggi.
Operasi tersebut rencananya akan dilakukan pada Jumat pagi. "Sekarang kami langsung persiapan, dan TMC akan segera dimulai paling lambat besok pagi," jelas Seto.
Ia menjelaskan bahwa penggunaan bahan semai masih seperti operasi TMC untuj mengatasi karhutla, yakni NaCl.
Namun strateginya dilakukan secara berbeda karena tim BBTMC akan melakukan pemindahan awan hujan, bukan pembentukan awan hujan.
Baca: Bukan Tanggul Jebol, rtapi Banjir di Jalan Arteri Bekasi-Jakarta akibat Turap Longsor
"Bahan sama (tapi) strateginya yang beda," kata Seto.
Teknologi Modifikasi Cuaca untuk kasus kali ini merupakan redistribusi curah hujan di wilayah ibu kota dan sekitarnya.
Menurut Seto, daya dukung dari permukaan yang ada di wilayah Jakarta dan kota penyangga di sekitarnya lebuh kecil dibanding potensi hujan yang turun sangat signifikan sejak akhir Desember 2019.
Sehingga sangat besar potensinya untuk menimbulkan genangan hingga banjir.
Operasi TMC ini rencananya akan dilakukan oleh BBTMC BPPT bekerjasama dengan BNPB, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta TNI Angkatan Udara untuk penyediaan pesawat jika memungkinkan.