PT KAI dan MRT Bentuk Usaha Patungan Integrasi Moda Transportasi
Perusahaan patungan tersebut akan mengelola 72 stasiun termasuk stasiun kereta api, bandara dan commuterline.
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berhasil enyajian pelayanan ekstra dan mendapatkan banyak pujian pengguna jasa transportasi darat dari Manca Negara, PT Kereta Api Indonesia (KAI) dibawah kepemimpinan Edi Sukmono kembali membentuk perusahaan patungan dengan PT Mass Transportation System (MRT) yang diberi nama PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ).
Dikabarkan, perusahaan patungan tersebut akan mengelola 72 stasiun termasuk stasiun kereta api, bandara dan commuterline.
Direktur Utama PT MRT William Sabandar enggan mengungkapkan berapa nilai investasi.
Namun, dia menjelaskan kepemilikan saham mayoritas ada di MRT sebesar 51 persen dan 49 persen KAI.
"Kita lakukan perjanjian ini sebagai langkah konkret pasca penandatanganan Head of Agreement (HOA) yang telah dilakukan sebelumnya pada Senin, 6 Desember 2019," katanya di Jakarta akhir pekan lalu.
Struktur pembagian lingkup kerja dua perusahaan ini diutarakannya, PT KAI akan menjadi pelaksana aksi penataan kawasan stasiun-stasiun kereta api sedangkan PT MRT akan bertindak sebagai Project Management Unit yang memfasilitasi dan memonitor perkembangan pelaksanaan penataan.
Baca: Sambut Tahun Baru 2020, PT KAI Daop 1 Jakarta Beri Layanan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
Baca: Pimpin Apel Nataru, Menhub Minta Pelayanan KA Ditingkatkan
"Proyek jangka pendek dan jangka panjang atau quick win yang dimiliki MITJ sebagai target pencapaian.
"Untuk jangka pendek akan langsung dikerjakan dan ditargetkan selesai pada Maret 2020," kata William.
Dijelaskannya, untuk target jangka pendek meliputi penataan empat stasiun yang akan menjadi visual awal dari gambar keseluruhan proyek kongsian BUMN-BUMD ini, dan pengintegrasian akan dilakukan pada stasiun Tanah Abang, Sudirman, Senen dan Juanda. "Ulas dia.
William juga menegaskan untuk pencapaian target jangka panjang pengintegrasian akan dilakukan pada rute, pengelolaan, kartu dan karcis masuk, kedepannya MITJ akan menjadi penyedia jasa dan Pemprov DKI Jakarta sebagai pengendali.
"Kita berharap nantinya para penyedia transportasi swasta seperti ojek online akan diintegrasikan pada target jangka panjang yang kami yakini dapat menjadi kunci penata lalu lintas masuk dan keluarnya kendaraan di sekitar stasiun. "Paparnya.
Penandatanganan MoU tersebut dilakukan langsung oleh Kadishub Provinsi DKI Jakarta Syafrin Liputo, Dirut MRT Jakarta William P. Sabandar, dan Dirut KAI Edi Sukmoro yang disaksikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir, Menhub Budi Karya Sumadi, dan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan dilakulan di Kantor Kementerian BUMN hari Jum'at (10/1/2020).
Baca: KAI Luncurkan KA Dharmawangsa Relasi Jakarta-Surabaya, Ini Tarif dan Rutenya
Baca: Soal Proyek MRT Tahap II, Dirut MRT Jakarta: CP200 Gardu di Monas telah Selesai
"Perjanjian hari ini adalah tindak lanjut dari arahan Presiden mengenai pengelolaan sistem moda transportasi yang terintegrasi guna membentuk sebuah perusahaan patungan dengan nama PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ). "Terang Edi Sukmono.
Edi berkeyakinan, bersama Pemprov DKI Jakarta dan PT MRT Jakarta, PT KAI akan mengembangkan kawasan stasiun dan mengintegrasikan transportasi kereta api di ibukota.
"Kami optimis langkah-langkah tersebut dapat mengurangi kemacetan dan memberikan nilai lebih untuk kawasan DKI Jakarta. "Jelas Edi Sukmoro.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyikapi MITJ akan menjadi garda utama pencapaian target ratio commuter sebesar 75:25 pada 2030.
"Artinya akan ada 75 persen masyarakat Jabodetabek yang menggunakan kendaraan umum dan 25 persen lainnya kendaraan pribadi," kata Anies.