Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

POPULER: Kisah Pilu Korban Banjir Jakarta hingga Akhirnya Ikut Gugat Anies Baswedan

Suminem Patmosuwito, satu di antara korban banjir Jakarta yang menggugat Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengungkapkan kisah sedihnya.

Penulis: Ifa Nabila
Editor: Daryono
zoom-in POPULER: Kisah Pilu Korban Banjir Jakarta hingga Akhirnya Ikut Gugat Anies Baswedan
Tribunnews.com/Lusius Genik Lendong
Sofa warga yang rusak akibat banjir di Kampung Pulo, Jakarta Timur 

TRIBUNNEWS.COM - Suminem Patmosuwito, satu di antara korban banjir Jakarta yang menggugat Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengungkapkan kisah sedihnya.

Suminem menceritakan perjuangan dirinya dan keluarga di tengah banjir tanpa makanan hingga tak ada bantuan sama sekali pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Dilansir Tribunnews.com, Senin (13/1/2020), hal ini disampaikan Suminem dalam program Kabar Petang unggahan YouTube tvOneNews, Minggu (12/1/2020).

Suminem adalah seorang pedagang sembako yang tinggal di rumah dua lantai daerah Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Kodisi salah satu rumah warga setelah terkena banjir di Cawang Jakarta Timur, Kamis (2/1/2020) lalu. Tribunnews/com
Kodisi salah satu rumah warga setelah terkena banjir di Cawang Jakarta Timur, Kamis (2/1/2020) lalu. Tribunnews/com (Tribunnews/Dea Duta Aulia)

Pemukiman tempat tinggal Suminem berada di dekat sungai dengan rumah yang saling berdempetan serta jalanan yang cenderung sempit.

Suminem menceritakan banjir turun semalaman dan paling deras terjadi pada 1 Januari 2020 pagi.

Keluarganya tak sempat menyelamatkan banyak barang berharaga lantaran banjir turun begitu cepat seperti banjir bandang hingga setinggi 3 meter.

Berita Rekomendasi

"Mungkin dari jalanan kurang lebih 3 meteran kurang sedikit ya," ujar Suminem.

"6 pagi (mulai banjir), cepat naiknya kayak banjir bandang," terangnya.

Akibar banjir itu, keluarga Suminem dan para tetangga terpaksa bertahan di lantai dua dan atap rumah mereka.

Selama sehari semalam, Suminem dan para tetangga tidak bisa makan.

"Enggak (makan), habis enggak sempat, kompor terendam semua," kata Suminem.

Padahal Suminem sempat memiliki nasi sisa kemarin dan malah terjatuh ketika dibawa ke atas.

Saudara Suminem sempat menawarkan bantuan makanan namun ternyata percuma.

"Sore itu ada nasi sedikit, dibawa ke atas tumpah, terus sore dibantu sama saudara," ungkap Suminem.

"'Mau beli nasi enggak?' 'Tolong deh' 'Cuma telur ceplok doang' mentah nasinya enggak jadi makan," imbuhnya.

Siswa-siswi SMP Perguruan Rakyat 2 bersama kepala sekolah, guru, dan staf administrasi bahu-membahu membersihkan sekolahnya yang terdampak banjir beberapa waktu lalu di kawasan Kampung Melayu Kecil, Bukit Duri, Jakarta Selatan, Rabu (8/1/2020). Sekolah swasta yang terdiri dari SD dan SMP ini ikut terendam luapan air Sungai Ciliwung, mengakibatkan hampir seluruh perlengkapan sekolah rusak, terutama buku-buku pelajaran sekolah, alat proyektor, dan sejumlah peralatan komputer serta dokumen sekolah. Mulai dari Senin lalu seluruh siswa SMP ini membersihkan ruang sekolah, meja kursi, hingga halaman sekolah yang terendam lumpur, sehingga aktivitas belajar mengajar pun belum berjalan. Diperkirakan aktivitas belajar mengajar baru akan berjalan normal pada Senin depan. Warta Kota/Adhy Kelana
Siswa-siswi SMP Perguruan Rakyat 2 bersama kepala sekolah, guru, dan staf administrasi bahu-membahu membersihkan sekolahnya yang terdampak banjir beberapa waktu lalu di kawasan Kampung Melayu Kecil, Bukit Duri, Jakarta Selatan, Rabu (8/1/2020). Warta Kota/Adhy Kelana (Warta Kota/Adhy Kelana)

Kondisi Suminem dan para tetangga bertahan di atap berlangsung hingga dua hari sampai akhirnya banjir surut.

Bahkan hingga saat ini kondisi pemukiman Suminem belum sepenuhnya pulih dan masih ada yang berbenah.

"Dua hari itu baru dikeluar-keluarin, sampai sekarang pun yang ngeluarin begini (barang korban banjir) masih banyak," kata Suminem.

Suminem mengaku pihak Pemprov Jakarta sama sekali tidak mendatangi pemukimannya untuk memberi bantuan.

"Setelah banjir kemudian surut, itu tidak ada satu pun dari perwakilan pemerintah yang datang untuk melihat kondisi para korban?" tanya presenter Seera Safira.

"Enggak ada, yang sekarang enggak ada," ungkap Suminem.

Suminem dan para tetangga hanya sempat mendapat bantuan dari gereja meski distribusinya tidak merata.

"Cuma kemarin dapat kiriman dari gereja, tapi enggak rata orang namanya orang segitu banyak," tuturnya.

Suminem berharap dengan gugatannya ini, Pemprov Jakarta bisa lebih peduli terhadap korban banjir, terutama yang bertempat tinggal dekat sungai.

Ketika ditanya permintaannya untuk Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Suminem berharap ada ganti rugi lantaran ia tak bisa berjualan selama berhari-hari.

"Kalau saya, kalau bisa, harus bisa ya, minta ganti rugi," pinta Suminem.

"Saya kan selama habis itu (banjir) enggak bisa cari nafkah," sambungnya.

Puluhan mobil milik warga di perumahan elite Greenville, Tanjung Duren, Jakarta Barat, terdampak banjir.
Puluhan mobil milik warga di perumahan elite Greenville, Tanjung Duren, Jakarta Barat, terdampak banjir. (Tribunnews.com/ Glery Lazuardi)

Suminem kemudian diminta menyampaikan permintaannya kepada Anies Baswedan sambil menghadap kamera seolah tengah berkeluh kesah kepada sang gubernur.

"Bu, kalau bisa berbicara dari hati ke hati kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, apa yang ingin ibu sampaikan? Apakah ibu ingin meminta ganti rugi, apa saja?" tanya presenter Seera Safira.

"Bisa langsung menghadap ke kamera sekalian bu, mungkin sekarang Pak Anies sedang melihat," pinta presenter Muhammad Sofyan.

Sambil menghadap ke kamera, Suminem menyampaikan kerugian yang dialaminya.

"Ya saya sih minta ganti rugi, apa yang saya punya (diganti)," ujar Suminem.

"Dari total kerugian kemarin kira-kira ada Rp 100 juta?" tanya Muhammad Sofyan.

"Kalau sama sembako, sama semua, ada," jawab Suminem.

Suminem berharap ganti rugi yang diberikan berupa uang lantaran ia khawatir akan terjadi banjir lagi.

"Ibu ingin diganti rugi dalam bentuk uang atau bantuan seperti tempat tidur?" tanya Seera.

"Enggak, saya minta uang saja, kalau tempat tidur entar banjir lagi, habis lagi saya," jawab Suminem.

Ia berharap pihak Anies Baswedan bisa lebih memperhatikan kondisi rakyatnya yang terdampak banjir.

"Harapan saya lebih baik lagi untuk memperhatikan yang kebanjiran-kebanjiran, itu kan banyak sekali," pesan Suminem.

Selain Suminem yang menggugat melalui Tim Advokasi Korban Banjir Jakarta, pihak penyewa mal ternyata juga akan mengajukan gugatan.

Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HPPBI) menuntut ganti rugi kepada Pemprov Jakarta lantaran banjir menyebabkan mal tutup.

Dikutip dari Kompas.com, Ketua HPPBI, Budiharjo Iduansjah menyebut pihaknya sudah mengirim surat kepada Pemprov Jakarta untuk membahas ganti rugi.

Diketahui, banjir yang melanda Jakarta di awal tahun 2020 ini memang menyebabkan beberapa mal tutup.

Di antaranya Mall Taman Anggrek Jakarta Barat lantaran mesin pembangkit listriknya rusak terendam banjir.

Selain itu, Mall Cipinang dan Lippo Puri Mall juga tutup lebih dari satu minggu.

(Tribunnews.com/Ifa Nabila)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas