Dugaan Makar Terhadap Jokowi, Pendukung Anies Baswedan Dipolisikan Terkait Demo di Balai Kota
Advokat Peduli Perdamaian melaporkan adanya dugaan makar terhadap Presiden Joko Widodo saat aksi unjuk rasa di Balai Kota, Selasa (14/1/2020).
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Daryono
Suhadi menuturkan, tujuan dari pelaporan ini adalah untuk menunjukkan, bahwa pemilihan presiden sudah selesai.
Simbol-simbol negara tidak boleh lagi dibawa-bawa dalam aksi seperti unjuk rasa yang digelar di Balai Kota lalu.
"Siapapun, kita akan laporkan karena presiden terpilih itu adalah milik bangsa Indonesia, bukan milik lo, bukan milik siapa, bukan. Tapi milik bangsa Indonesia," tegas Suhadi.
Aksi Demo di Balai Kota
Ratusan masyarakat dari berbagai elemen melakukan unjuk rasa untuk meminta Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mundur dari jabatannya.
Satu di antara yang ikut demonstrasi adalah politisi PDI Perjuangan, Dewi Tanjung.
"Tuntutan kita minta pertanggungjawaban kinerja Bapak Gubernur Anies Baswedan."
"Juga ada tuntutan kita Anies Baswedan mundur," ujar Dewi Tanjung dalam kegiatan aksi unjuk rasa di area Patung Kuda, Jakarta Pusat, Selasa (14/1/2020).
Mengutip Kompas.com, para demonstran yang mengatasnamakan sebagai massa pro dan kontra terhadap Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan berkumpul di Balai Kota DKI Jakarta.
Ada dua kubu yang berunjuk rasa, mereka menyampaikan tuntutan berbeda terkait kebijakan Anies Baswedan dalam menghadapi banjir di Jakarta.
Kubu yang kontra diperkirakan berjumlah 200 orang.
Mereka mendesak agar Anies Baswedan mundur dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Mereka memprotes dan menilai kebijakan Anies Baswedan tidak efektif dalam menghadapi banjir.
Sementara kubu yang pro terhadap Anies Baswedan diperkirakan berjumlah 250 orang.
Mereka membela Anies Baswedan karena menilai bencana banjir telah terjadi sejak dahulu di Jakarta.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri) (Kompas.com/Rindi Nuris Velarosdela)