FAKTA Pembobol Rekening Ilham Bintang Tertangkap, Seret Nama OJK hingga Ada Pelaku yang Masih Buron
Polisi berhasil menangkap delapan pelaku pembobol rekening melalui nomor telepon seluler milik Ilham Bintang.
Penulis: Siti Nurjannah Wulandari
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Polisi berhasil menangkap delapan pelaku pembobol rekening melalui nomor telepon seluler milik Ilham Bintang.
Desar, otak di balik kasus pembobolan rekening milik Ilham Bintang ini ditangkap di Palembang, Sumatera Selatan.
Selain Desar, ada tujuh orang lain yang membantu melancarkan aksinya.
Masing-masing tersangka bernama Desar (D), Hendri Budi Kusumo (H), Heni Nur Rahmawati (H), Rifan Adam Pratama (R), Teti Rosmiawati (T), Wasno (W), Jati Waluyo (J), Arman Yunianto (A).
Lalu bagaimana kronologi hingga peran para pelaku?
Simak deretan fakta terkait kasus pembobolan rekening melalui nomor telepon seluler ini yang Tribunnews.com kutip dari Kompas.com:
1. Kronologi Kasus
Kasus penipuan ini menjadi sorotan setelah wartawan senior, Ilham Bintang menjadi korban pada awal Januari 2020.
Awalnya, SIM card milik Ilham Bintang tak bisa digunakan, ternyata ada orang yang tak bertanggung jawab memanfaatkan nama sekaligus untuk membobol rekeningnya.
Adapun rekaman CCTV di Gerai Indosat Bintaro Jaya XChange, Jakarta, memperlihatkan pembajakan SIM card milik Ilham Bintang dilakukan oleh oknum laki-laki paruh baya.
Hanya dalam waktu 7 menit, oknum tersebut dengan mudah mendapatkan penggantian SIM card dengan nomor milik Ilham Bintang.
Kejadian ini mengakibatkan pelaku berhasil membobol rekening Bank Commonwealth milik Ilham Bintang dan sekaligus mentransfer uang di dalamnya hampir ke seratus rekening lain.
Adapun beberapa rekening yang menjadi tujuan transfer oknum tersebut adalah KK BNI, Citibank, dan BCA.
Dalam kasus ini, Ilham mengaku kehilangan uang ratusan juta dalam dolar Australia dan rupiah Indonesia.
2. Kronologi Pelaku Ditangkap
Otak pelaku, Desar akhirnya diamankan polisi pada 5 Februari 2020.
Dikutip dari Kompas.com, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, mengatakan Desar dibantu tujuh tersangka lainnya menguras uang Ilham total Rp 300 juta yang disimpan di dua rekening bank.
Desar ditangkap di daerah Palembang, Sumatera Selatan.
Saat Desar ditangkap di kediamannya, polisi menemukan barang bukti berupa senjata api.
Berdasarkan pemeriksaan sementara, tersangka D diketahui mempunyai beberapa jaringan penipuan lainnya di daerah lainnya.
3. Beraksi 2 Tahun Raup Rp 1 Miliar
Menurut Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, pelaku bukan pemain baru.
Pasalnya, Ilham Bintang bukanlah menjadi korban pertama.
Desar sudah beroperasi selama dua tahun.
"Kemarin dia (Desar) bilang sudah19 kali beraksi sejak dua tahun lalu, total (kerugian) kurang lebih Rp 1 miliar," kata Kanit 2 Subdit 4 Jatanras Polda Metro Jaya, Hendro Sukmono pada Rabu (5/2/2020) dikutip Kompas.com.
4. Peran Kedelapan Tersangka
Dilansir Kompas.com, tersangka Desar berperan membuat rekening penampung untuk menyimpan uang hasil penipuan.
Desar kemudian meminta bantuan dari tersangka Hendrik yang merupakan karyawan sebuah bank, yakni BPR Bintara Pratama Sejahtera.
Hendrik menjual data nasabah menggunakan Sistem Laporan Informasi Keuangan (SLIK) Otoritas Jasa Keungan (OJK).
SLIK OJK tersebut memuat data pribadi nasabah di antaranya nomor KTP, limit penarikan uang dalam rekening, data kartu kredit.
"Hendrik memiliki akses untuk mendapatkan SLIK OJK. Dia menggunakan kewenangannya ini untuk berbuat jahat. Dia menjual (SLIK OJK) ke orang-orang enggak bertanggung jawab," ungkap Yusri Yunus.
Dalam mengumpulkan data nasabah secara acak, tersangka Hendrik dibantu dua tersangka lainnya, yakni tersangka Heni dan Rifan.
Setelah mendapatkan data rekening pribadi milik Ilham Bintang, Desar mencoba menghubungi Ilham.
Namun, nomor telepon Ilham tidak dapat dihubungi karena Ilham tengah berada di Australia.
Desar selanjutnya menghubungi tersangka Teti untuk membuat SIM card baru duplikat nomor Ilham menggunakan KTP palsu atas nama Ilham Bintang.
Teti diminta membuat SIM card baru di gerai Indosat di pusat perbelanjaan di kawasan Bintaro.
"Itulah kesempatan dia, saat (nomor Ilham) mati, itulah dia membuat SIM card baru," ungkap Yusri.
Tersangka Teti kemudian meminta bantuan tersangka Jati untuk membuat KTP palsu berdasarkan data pribadi Ilham Bintang.
Yusri mengungkapkan, tersangka Jati diketahui memiliki usaha percetakan. Adapun, data pribadi itu diperoleh Desar dari SLIK OJK yang dikirim Hendri.
Selanjutnya, Teti ditemani tersangka Wasno mengurus proses duplikat SIM card baru di gerai Indosat. Teti kemudian menyerahkan nomor duplikat Ilham kepada Desar.
Desar selanjutnya membobol rekening Ilham dengan meretas akun email pribadi Ilham. Ilham Bintang menyadari rekeningnya telah dibobol saat dia tiba di Indonesia.
Desar pun memanfaatkan Sim card tersebut untuk me-reset password email dan melakukan pembobolan sejumlah uang di rekening Ilham Bintang.
5. Bayaran Pelaku
Masih dilansir Kompas.com, Yusri Yunis menerangkan setiap bayaran pelaku penipuan ini.
"(Pembagian uang di antaranya) para pelaku di Jakarta yang bertugas membuat KTP palsu yakni tersangka T (Teti) mendapat Rp 15 juta sampai Rp 20 juta dan W (Wasno) yang perannya datang ke gerai provider mendapat Rp 3,5 juta," ungkap Yusri.
6. Nama OJK Terseret, Ini Penjelasannya
Otoritas Jasa Keuangan ( OJK) buka suara soal penyalahgunaan data Sistem Laporan Informasi Keuangan (SLIK) OJK dalam kasus pembobolan rekening wartawan senior Ilham Bintang.
Juru Bicara OJK, Sekar Putih Djarot, mengatakan OJK akan membantu pihak kepolisian untuk mengungkap kasus pembobolan rekening bank Ilham Bintang.
"Sehubungan dengan pemberitaan yang beredar siang hari ini, yang menyatakan bahwa terdapat oknum bank yang menyalahgunakan data SLIK, OJK akan membantu pihak kepolisian untuk dapat segera mengungkap kasus ini," kata Sekar saat dihubungi Kompas.com, Rabu (5/2/2020).
Lebih lanjut Sekar menuturkan, SLIK bukan data simpanan nasabah, melainkan sistem pelaporan dari lembaga jasa keuangan termasuk bank yang berisi data fasilitas pinjaman debitur.
6. Ada Pelaku yang Masih Buron
Dikutip dari Kompas.com, Desar dibantu dua orang kepercayaannya, yakni Teti dan tersangka A.
Tersangka Teti membantu membobol rekening di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Desar dibantu tujuh tersangka lainnya menguras uang wartawan senior, Ilham Bintang, senilai Rp 300 juta yang disimpan di dua rekening bank.
Saat ini, polisi masih memburu tersangka A dan mengindentifikasi korban pembobolan Desar lainnya
"Ada kelompok lain, 19 (korban) itu (dibantu) dua kelompok. Jadi, D mempunyai dua kaki (tangan), T sama A (masih DPO)," ungkap Hendro.
(Tribunnews.com/ Kompas.com/ Rindi Nuris Velarosdela/ Fika Nurul Ulya)