Cara Kepala SMAK Ignatius Slamet Riyadi Siasati Keterlambatan Dana BOS
Ia hanya ingin mengupayakan yang terbaik untuk keberlangsungan belajar mengajar para peserta didik di bawah naungannya.
Editor: Rachmat Hidayat

Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Kepala Sekolah Menengah Atas Katolik (SMAK) Slamet Riyadi Jakarta Timur, Albertus Rustarmadji punya cara lain, menyiasati keterlambatan dana BOS selama ini. Ia mengungkap, terpaksa menggandeng pihak swasta, menjaga keberlangsungan operasional sekolah yang dipimpinnya.
Ia hanya ingin mengupayakan yang terbaik untuk keberlangsungan belajar mengajar para peserta didik di bawah naungannya.
Baca: Lucinta Luna Ditangkap Bersama 3 Orang Lainnya di Apartemen, di Tasnya Polisi Dapati Obat Penenang
Pak Berto, sapaan akrab Albertus, mengungkapkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) selama ini baru bisa dicairkan pihaknya dalam waktu beberapa bulan sekali. Hal inilah yang kerap menjadi masalah saat sekolah punya keperluan mendesak.
"Jadi per triwulan (baru medapat dana BOS), tiap tiga bulan, Januari - Maret nanti keluarnya April. Kemudian April-Juni keluarnya Juli," ungkapnya ditemui di SMAK Ignatius Slamet Riyadi, Jakarta, Selasa (11/2/2020).
Dalam mengelola dana BOS ada petunjuk teknisnya (Juknis). Junkis ini mengatur kebutuhan apa saja yang kiranya bisa dibeli oleh pihak sekolah menggunakan dana BOS. "Kita tidak boleh membelanjakan di luar kebutuhan itu, itu nanti namanya korupsi," ujarnya.
Berto menjelaskan, keperluan untuk operasional sekolah banyak. Mulai dari kebutuhan sehari-hari seperti air minum, alat tulis, hingga komputer dan laptop untuk keperluan mengajar murid sifatnya sangat genting, sama halnya dengan perbaikan sekolah.
Baca: Isi Pidato Mengharukan Joaquin Phoenix di Oscar, Pemeran Joker Serukan untuk Lawan Ketidakadilan
"Alat tulis kantor (ATK), terus untuk minum bisa, untuk rehab kecil, ngecat, menambal genting bocor di sekolah bisa, renovasi kecil, besar tidak bisa. Satu tahun itu bisa untuk membeli komputer, infocus atau laptop tapi hanya satu menggunakan dana BOS ini," imbuhnya.
Saat ini, SMAK Ignatius Slamet Riyadi sedang mengadakan try out (TO) menyambut ujian nasional. "Baru mulai TO. Jadi perlu fotocopy dan itu memang kita sudah melaksanakan. Lalu pembayaran listrik, telepon, air (TALI) itu semua pakai dana BOS dan itu belum bisa cair saat kita membutuhkan," katanya.
Namun demikian, karena dana BOS baru belum bisa dicairkan, membutuhkan waktu empat bulan, terpaksa menggandeng pihak swasta memenuhi kebutuhan para peserta didiknya.
Baca: FAKTA Kongres V PAN Kembali Ricuh: Tim Pendukung Caketum Ngamuk, 10 Peserta Luka & Pintu Masuk Pecah
Saat dana BOS cair, ceritnya barulah pihak SMAK Ignatius Slamet Riyadi membayarkan semua keperluan yang ditalangi sementara oleh pihak swasta.
Baca: Lucinta Luna Positif Narkoba, Gebby Vesta Sindir: Laki-laki Harus Kuat ya Bang!
"Kita kerjasama dengan rekanan (pihak swasta). Rekanan yang menutup dulu nanti baru ketika BOS cair baru uangnya kita transfer ke rekanan. Itung-itungan dengan kita," ungkap Berto.
Rekanan sekolah, yang menalangi dana BOS sebelum cari, ia mengibaratkan pihak penyelamat. "Itu langkah antisipasi yang diambil sekolah, tidak hanya sekolah kita saya, hampir semua sekolah begitu sepertinya," katanya.
Baca: Sindir WNI Eks ISIS Ingin Tempuh Jalan Surga, Ali Ngabalin: Dia yang Pergi, Pemerintah yang Pusing
Berbeda dengan sekolah negeri, yang menurutnya semua kebutuhannya bisa dipenuhi. Bahkan hingga peserta didiknya bisa bersekolah dengan gratis.
Baca: Kongres V PAN Ricuh, Ketua DPD Mengalami Luka-luka, Mulfachri: Registrasi Kepesertaan Buruk
"Kalau di swasta tidak bisa, tetap membutuhkan rekanan. Rekanan lah yang nutup semua (keperluan sekolah, sampai dana BOS keluar, rekanan lah yang nutup semuanya, nanti baru kita transfer ke mereka," imbuhnya.